Ilmuwan Ciptakan Detektor Sampah Plastik di Laut, Bom Waktu Mikroplastik

- 12 Desember 2021, 15:45 WIB
Ilmuwan Ciptakan Detektor Sampah Plastik di Laut, Bom Waktu Mikroplastik. Foto/Ilustrasi
Ilmuwan Ciptakan Detektor Sampah Plastik di Laut, Bom Waktu Mikroplastik. Foto/Ilustrasi /Reuters

SEMARANGKU - 
Beberapa ilmuwan sukses mengembangkan pendeteksi yang memperlihatkan gimana potongan kecil plastik bergerak melalui lautan Bumi.
 
Timbunan sampah plastik yang banyak, mengagetkan para ilmuwan.

Para ilmuwan memakai satelit NASA menelusur gerakan mikroplastik - potongan plastik kecil berdiameter kurang dari lima milimeter.

Animasi pendeteksi limbah plastik memperlihatkan fokus mikroplastik tertinggi di sekitar Laut Cina Selatan dan Teluk Thailand, serta pantai barat Amerika Tengah.
 
Baca Juga: Tutorial Cara Menghapus File Sampah Mobile Legends Aman Tanpa Download Ulang Data

Sampah plastik selain mengancam kelestarian lingkungan, mikroplastik yang susah terurai di laut banyak termakan biota laut, bentuknya yang serupa plankton.

Kemunculan sampah plastik tidak dapat terhindar, nyaris di setiap penjuru hingga lautan.

Plastik yang jatuh ke sungai kita atau ditelan pasang surut di pantai bakal terbawa arus sebelum berakhir di laut lepas.

Plastik ini dipecah oleh gelombang serta sinar matahari jadi mikroplastik kecil, yang bisa disalah artikan jadi makanan oleh kehidupan laut dengan resiko yang fatal.

Akhirnya plastik terjebak di pusat cekungan laut atau 'pilin' subtropis - mekanisme besar arus berputar dari lima samudera utama.
 
Baca Juga: Viral Video Bapak-bapak Makan dari Tempat Sampah, Netizen Minta Buka Galang Dana hingga Menangis Melihatnya

Sayangnya, lima pilin subtropis dunia terus jadi tempat 'tambalan sampah', yang terbagi dalam sampah plastik, alat tangkap, dan puing-puing yang lain.

The Great Pacific Garbage Patch, antara California dan Hawaii, ialah yang terpopuler banyak lalu lintas kapal melintasinya.

Sekitar delapan juta ton plastik mengalir dari sungai dan pantai ke laut setiap tahun, menurut NASA.

Animasi ini dibikin oleh para ilmuwan University of Michigan dalam makalah baru yang diluncurkan IEEE Xplore.

'Fokus mikroplastik laut dijumpai secara signifikan berdasar area samudra, dengan tingkat terbanyak di Atlantik Utara dan Pasifik Utara', kata para ilmuwan.

'Langkah modern untuk mengetahui dan distribusi global mikroplastik laut di luar angkasa', kata para ilmuwan.

Animasi pendeteksi memperlihatkan tempat dan konsentrasi plastik terapung antara April 2017 hingga September 2018.

Ini memperlihatkan sejumlah ragam musiman dalam konsentrasi mikroplastik - di Great Pacific Garbage Patch, contohnya, konsentrasi mikroplastik terlihat semakin besar pada musim panas serta lebih rendah pada musim dingin.

Ini kemungkinan karena lebih banyak 'pencampuran vertikal' laut saat temperatur lebih dingin. Pencampuran vertikal ialah pergerakan udara atau air ke atas dan ke bawah yang terjadi akibat dari perbedaan suhu antara lapisan-lapisan fluida.

Beberapa ilmuwan umumnya memprediksi jumlah timbunan sampah laut dengan menarik jala di belakang perahu.

Tetapi, cara pengambilan contoh ini 'jarang secara geografis', menurut Observatorium Bumi NASA, dan tak memberi deskripsi mengenai berapa banyak konsentrasi plastik berubah dari hari ke hari.

Jadi ilmuwan Universitas Michigan meningkatkan cara baru untuk membagi konsentrasi mikroplastik laut di penjuru dunia.

Mereka memakai data dari 8 mikrosatelit yang disebut bagian dari misi Cyclone Global Navigation Satellite System (CYGNSS).

Proyek CYGNSS sebesar 157 juta dolar AS, diluncurkan pada 2016, khususnya ditujukan untuk meningkatkan prediksi cuaca seperti badai.

Sinyal satelit GPS terpantul dari permukaan laut, dan satelit CYGNSS mendeteksi pantulan itu.
Pengukuran ini telah memberikan para ilmuwan fasilitas untuk memperoleh kecepatan angin laut, bermanfaat untuk mendalami peristiwa seperti badai, tapi sinyal mendeteksi sampah plastik.

Saat ada sampah plastik atau puing-puing lainnya dekat permukaan laut, gelombang jadi teredam dan permukaan laut tak setinggi semestinya.

Cara ini memungkinkan pengamatan mikroplastik laut yang lebih baik dan 'mendukung peningkatan validasi masa depan.

Analisis para peneliti di Universitas Kyushu, awal tahun ini mendapati 24,4 triliun mikroplastik di lautan - dan jumlahnya terus bertambah.

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x