Bikin Haru, Gubernur Rasa Presiden Ini Buka Sekolah Virtual Buat Siswa Miskin yang Putus Sekolah

- 13 Oktober 2020, 11:22 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka kelas baru Sekolah Virtual bagi siswa miskin yang putus sekolah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka kelas baru Sekolah Virtual bagi siswa miskin yang putus sekolah /Semarangku/Dok Humas Prov Jateng

SEMARANGKU - Gubernur rasa pressiden kalau orang Jateng bilang, Ganjar Pranowo coba bikin terobosan dengan membuat sekolah virtual untuk menanggulangi angka anak putus sekolah di Jawa Tengah.

Nantinya sekolah virtual ini menjadi tempat belajar anak-anak yang mungkin kurang mampu untuk bisa tetap belajar. Sebagai awalan Sekolah virtual dibuka di dua tempat, yakni di SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali.

Prosesi peresmian sekolah virtual juga dilakukan secara virtual atau daring oleh Ganjar Pranowo di ruang kerjanya di Semarang, Selasa (13/10). Hadir dalam acara itu, sejumlah siswa yang mengikuti sekolah virtual beserta orang tua masing-masing.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Temui Demonstran: Tak Usah Disuruh, Saya Langsung Sampaikan Aspirasi ke Pusat

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji dan 5 Bantuan Sosial 'Eksis' Sampai Tahun Depan, Kartu Prakerja Gelombang 11 Ada?

Banyak diantara para siswa sekolah virtual yang notabene adalah siswa miskin sangat bersyukur dengan dibukanya program ini. Mereka yang mengatakan tidak bisa melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi, akhirnya bisa melanjutkan cita-citanya.

"Bersyukur sekali dengan adanya sekolah virtual ini, saya jadi bisa kembali sekolah dan melanjutkan cita-cita. Kemarin tidak mendaftar SMA/SMK karena tidak punya biaya, bapak hanya petani yang penghasilannya tidak bisa diharapkan," kata Aprilia Lestari,15, salah satu siswa kelas virtual di SMAN 1 Kemusu Boyolali.

Hal senada disampaikan Yevi Nurfahmi,16, siswa sekolah virtual lain asal Brebes. Orang tua yang hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga, membuat harapannya memperoleh pendidikan lebih tinggi pupus.

Baca Juga: Demo UU Cipta Kerja Paling Asik Se Indonesia, Ganjar Pranowo Ikut Dangdutan Bareng Pendemo

Baca Juga: Cara Lapor Belum Dapat BLT Subsidi Gaji Tahap 5 Via Online, Cek Pencairan di BRI, BNI, BTN, Mandiri

"Enggak daftar SMA karena faktor ekonomi, orang tua hanya bekerja sebagai ART. Senang sekali ada sekolah virtual ini, jadi saya bisa kembali sekolah. Saya ingin menjadi seorang penyanyi," ucapnya tulus.

Ganjar Pranowo sendiri menerangkan, ide awal pembuatan sekolah virtual ini adalah untuk memberikan semua anak-anak kesempatan belajar. Banyak anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah atau berhenti sekolah, karena alasan biaya.

"Maka kami buat konsep sekolah virtual ini, agar mereka yang tidak sekolah atau berhenti sekolah karena faktor ekonomi, tetap bisa sekolah dengan baik. Akan kami dampingi dan bantu mereka melanjutkan cita-citanya," ucapnya.

Baca Juga: Undang Serikat Pekerja ke Rumah, Ganjar Pranowo Tukar Pikiran Soal RUU Cipta Kerja

Baca Juga: Sejumlah Bansos Diadakan Hingga 2021, BLT dan Kartu Prakerja Gelombang 11 Termasuk? Cek di Sini

Untuk sementara, rintisan sekolah virtual dibuka di dua tempat, yakni di Brebes dan Boyolali. Masing-masing sekolah diikuti oleh 36 siswa.

Sekolah virtual di dua tempat itu diampu oleh sekolah negeri yang ada di sana, yakni SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu Boyolali. Sehingga, proses belajar mengajar yang didapat bisa tetap memenuhi standar pendidikan nasional.

"Sekolah virtual ini diampu oleh sekolah SMA/SMK negeri yang ada di sana. Harapannya, anak-anak ini bisa tetap belajar di rumah dengan sistem daring dan sekali-kali bisa tatap muka. Maka, mereka anak-anak yang punya cita-cita bagus, akan mendapatkan kesempatan," jelasnya.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ajak Rektor, Buruh dan Pengusaha Duduk Bersama Bahas UU Cipta Kerja

Baca Juga: Pendaftar Masih Ditunggu! Ini Cara Dapat Kuota Internet Gratis 50 GB + Akses Youtube dari Kemdikbud

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Padmaningrum mengatakan, setidaknya ada 45.000 anak di Jawa Tengah yang tidak sekolah atau putus sekolah karena permasalahan biaya. Untuk itu, sekolah virtual ini diharapkan bisa menjadi solusi atas persoalan itu.

"Sekolah virtual ini merupakan solusi agar anak-anak miskin yang tidak sekolah, bisa tetap melanjutkan belajarnya dengan baik. Mereka yang ikut sekolah virtual ini semuanya gratis, kami berikan fasilitas berupa handphone dan juga beasiswa," jelasnya.

Untuk sementara, pihaknya membuka sekolah virtual di dua tempat. Namun ke depan, pihaknya akan terus membuka sekolah virtual ini di daerah-daerah pelosok dan tergolong miskin.

Baca Juga: Kecewa dengan Siswa Ikut Demo RUU Cipta Kerja, Ganjar Pranowo Minta Kepsek dan Ortu Ajak Bicara Anak

Baca Juga: Cair Oktober, Cara Dapat Kuota Internet Gratis 50 GB dari Kemdikbud dari Telkomsel, XL, Indosat, Tri

Padma menjelaskan, sistem sekolah virtual sama dengan sekolah reguler. Mereka yang menjadi siswa sekolah virtual, juga akan tercatat dalam data Dapodik siswa. Mereka akan mendapatkan kurikulum yang sama, serta saat lulus juga mendapatkan ijazah yang diakui.

"Semuanya sama, dia masuk Dapodik siswa di sekolah yang mengampu itu. Prosesnya sama, lilusan juga berhak mendapat ijazah. Hanya saja metodenya sedikit berbeda, mereka banyak sekolah di dunia maya, dan sesekali dilakukan tatap muka," pungkasnya. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah