Baca Juga: Upacara Perayaan HUT ke-75 RI Tetap Khidmat, Meski Dilaksanakan Secara Virtual
Simulasi lanjut dia akan dilakukan dengan ketat agar bisa menggambarkan proses belajar mengajar tatap muka di kemudian hari. Mengingat sekolah yang diampu adalah SD dan SMP, maka Rudi mengatakan hal tersulit adalah mencegah anak-anak berkerumun, saling bergandengan tangan, berpelukan dan lainnya.
"Memang karena masih anak-anak, jadi pasti sulit dilarang. Kami akan jadikan itu sebagai bahan simulasi. Seperti arahan pak Gubernur tadi, bahwa simulasi tidak hanya di sekolah, tapi mulai berangkat sampai pulang sekolah," terangnya.
Lebih lanjut Rudi menerangkan, meskipun sekolah tatap muka digelar November, namun tidak semua siswa masuk sekolah. Nantinya, jumlah siswa dan jam belajar di sekolah akan dibatasi.
Baca Juga: Single Blackpink dan Selena Gomez dikabarkan Bocor! Ini yang Dilakukan YG Entertainment
Baca Juga: Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy S20 Ultra, Kamera Tercanggih dari Samsung
"Kami juga sudah mempersiapkan radio anak dan TV pendidikan untuk mendukung itu. Kami menduga, nantinya hanya 50 persen siswa yang bisa masuk sekolah, sementara sisanya tetap belajar di rumah. Maka, kami juga memiliki program bantuan gadget yang diberikan pada keluarga miskin. Target kami minimal akhir tahun program bantuan handphone ini sudah terealisasi," pungkasnya. ***