Network
SEMARANGKU – Dandangan merupakan sebuah tradisi untuk menyambut bulan ramadan di kota Kudus, Jawa Tengah. Tidak hanya sebagai pembuka datangnya bulan puasa, dandangan juga menjadi ajang promosi bagi produk-produk UMKM lokal dan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Kudus.
Dinas Budaya dan Pariwisata Kudus dalam pembukaan Dandangan pada tanggal 11 Maret menyampaikan, jika tradisi Dandangan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Dimana Pemkab Kudus memberikan fasilitas berupa tambahan tempat untuk stand pedagang dan area bermain di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus.
Hal ini tersebut dilakukan mengingat sejak tiga tahun terakhir, Dandangan hanya bisa dilakukan dengan jumlah yang terbatas dan tidak semeriah tahun ini. Dikarenakan masih dalam situasi pandemi.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Semarang, Selasa, 21 Maret 2023, Cuaca Cerah Berawan: Apakah Ada Hujan?
Mengobati kerinduan masyarakat, Dandangan yang sudah dimulai sejak tanggal 11 – 22 Maret ini diikuti kurang lebih sebanyak 620 pedagang baik dari dalam maupun luar daerah yang turut serta meramaikan acara.
Lebih meriahnya lagi, Dandangan diselenggarakan di 3 lokasi berbeda di Kota Kudus, yakni di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus, Sepanjang Jalan Ramelan, dan Jalan Sunan Kudus. Selain itu, ada juga pameran pasar malam di beberapa titik lokasi Dandangan.
Lantas, darimana asal mula tradisi Dandangan ini diadakan?
Sejarah Tradisi Dandangan
Mulanya, tradisi Dandangan merupakan tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan. Hal tersebut dilakukan oleh beberapa santri dari pondok pesantren untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus mengenai penentuan awal puasa.
