Mengenal Dugderan, Upacara Menabuh Bedug dan Tembakan Meriam, Tradisi Unik jelang Bulan Ramadhan di Semarang

- 18 Maret 2023, 11:03 WIB
Mengenal Dugderan, Upacara Menabuh Bedug dan Tembakan Meriam, Tradisi Unik jelang Bulan Ramadhan di Semarang
Mengenal Dugderan, Upacara Menabuh Bedug dan Tembakan Meriam, Tradisi Unik jelang Bulan Ramadhan di Semarang /Tangkapan layar/YouTube Channel Art is Data

 

SEMARANGKU – Dugderan merupakan tradisi unik yang dilakukan warga kota Semarang dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Untuk tahun ini, perayaan Dugderan sudah dimulai tanggal 10-22 Maret 2023 di kawasan Simpang Lima, Semarang.

Dugderan pertama kali dilakukan oleh Bupati Semarang Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat sekitar tahun 1862-1881 dengan cara menghelat upacara menabuh bedug 17 kali, diikuti tembakan meriam 7 kali.

Suara tembakan yang riuh, serta dengungan dari tabuhan bedug membuat warga sekitar berbondong-bondong berkumpul dan mendatangi Bupati serta Imam Masjid Besar untuk mengumumkan tanggal dimulainya puasa ramadhan.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini, Sabtu, 18 Maret 2023, Sepanjang Hari Kondisi Cuaca Berawan

Berbeda dengan zaman dulu, sekarang tradisi dugderan tidak hanya sebatas mengumumkan waktu datangnya bulan ramadhan. Seiring dengan perkembangan zaman, Dugderan diperingati dengan berbagai macam prosesi unik, yang mengundang antusiasme masyarakat di Semarang maupun luar kota.

Sekarang, prosesi dugderan diperingati dengan tiga adegan berurutan, yakni pasar malam dugderan, prosesi ritual pengumuman awal puasa, dan kirab Warak Ngendok. Selain menjadi perayaan keagamaan, Dugderan juga menjadi katalis kegiatan ekonomi kreatif masyarakat dan kegiatan budaya.

Warak Ngendog yang menjadi ikon kota Semarang hingga kini merupakan makhluk hibrida berkaki empat (kambing) dengan kepala mirip naga ini menjadi simbol perpaduan 3 kultur yang mendominasi Semarang, yaitu Arab, Jawa, dan Tionghoa.

Baca Juga: Samsung A54 5G Meluncur dengan Adopsi Spesifikasi Bergengsi, Simak Harga Rwsmi di Indonesia Berikut

Warak Ngendog sendiri berasal dari dua kata, yakni warak yang berasal dari bahasa Arab “Wara” yang berarti suci dan Ngendok memiliki arti berteluk. Dua kata itu kemudian diartikan sebagai siapa saja yang menjaga kesucian di Bulan Ramadhan, maka dia akan mendapatkan pahala di hari lebaran.

Halaman:

Editor: Fitriyatur Rosidah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x