Dimana program tersebut terbukti memberikan hasil mampu mengurangi jumlah AKI di wilayah Jateng hingga lebih rendah dari Jabar dan Jatim.
“Angka kematian bayinya juga bagus, 12 per seribu dan angka kematian balitanya juga Jawa Tengah ada 14 per seribu. Inilah prestasi Jawa Tengah saya kira terasa bahwa jumlah yang meninggal juga menurun,” katanya.
Sementara angka stunting, Hasto berdasarkan data SSGI mengatakan saat ini penurunannya belum signifikan. “Tapi jangan khawatir karena indikator-indikator yang lainnya bagus. Saya optimis mudah-mudahan di tahun 2023 akhir kita doakan Jawa Tengah turun stunting dengan signifikan,” tandasnya.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menegaskan mengatasi stunting tidak boleh setengah-setengah. Apalagi Dana Alokasi Khusus untuk penanganan stunting sudah diserahkan ke daerah.
“Nah sekarang optimalkan, manfaatkan, serap dengan cepat, teorinya semua sudah tahu, teknisnya semua sudah tahu. Hanya saya tekankan, kepada kawan-kawan dari kabupaten kota, praktek-praktek baik di beberapa kabupaten bisa dicontoh dan share,” tegas Ganjar.
Ganjar Pranowo juga menjelaskan jika di beberapa daerah, misalnya di Brebes, di Banyumas Raya yakni Cilacap dan Kebumen jadi perhatian. Penanganannya, kata Ganjar, beririsan dengan isu kemiskinan.
Ganjar menyebut, penanganan stunting ini akan disatukan dengan program pengentasan kemiskinan. Ganjar mengatakan, isu stunting bukan isu tunggal sehingga harus dibarengi dengan penanganan kemiskinan.
“Ini menjadi perhatian kita dan ini berhimpitan dengan angka kemiskinan juga, makanya kami akan jadikan satu program bersama yang akan kami evaluasi juga bersama,” tandasnya.***