Kebijakan New Normal Kota Semarang Belum Memungkinkan, Masih Beresiko

- 3 Juni 2020, 13:51 WIB
Ilustrasi Walikota Semarang Hendrar Prihadi. /
Ilustrasi Walikota Semarang Hendrar Prihadi. / /Instagram / @HendrarPrihadi

SEMARANGKU  - Ditemukannya rentetan klaster baru Covid 19 di Kota Semarang beberapa hari terakhir ini membuat penerapan new normal secara utuh di Kota Semarang semakin jauh dari kebijakan yang akan diambil.

Meski beberapa kriteria menjalankan New Normal telah dapat terpenuhi di Kota Semarang, namun melonjaknya kasus positif covid-19 telah meningkatkan angka Ro. Saat ini Ro berada pada angka 1,47, padahal untuk menjalankan New Normal seharusnya sebuah wilayah mencatatkan Ro di bawah 1.

"Kalau New Normal secara keseluruhan, sudah lupakan saja lah, karena kita hitung Ro kita sampai 30 Mei adalah 1,47. Kalau kita kejar 127 orang menjadi 50 orang dalam lima hari, saya rasa ini sangat berat.

Baca Juga: Ini 2 Alasan Utama Pemerintah Batalkan Pemberangkatan Haji 2020

Tapi saya belum bisa memutuskan apakah PKM diperpanjang atau tidak, tapi kalau lihat angkanya ini terus naik," kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Tetapi Hendi panggilan akrabnya, masih membuka opsi untuk menjalankan New Normal secara parsial, atau menjalankan New Normal pada beberapa sektor. Sektor yang sangat mendesak adalah sektor tempat ibadah dan olah raga.

Baca Juga: Haji Indonesia Batal Berangkat, Bagaimana Bipih yang Sudah Lunas

"Dasarnya nanti sesuai dengan Menteri Agama dan juga beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengelola ibadah, apabila bersepakat akan dibuat pernyataan," tandasnya. (*)

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x