Terampil! Kerajinan Resin Kayu di Desa Branjang, Ungaran Barat, Semarang Kirim Sampai AS

- 19 Desember 2021, 11:02 WIB
Terampil! Kerajinan Resin Kayu di Desa Branjang, Ungaran Barat, Semarang Kirim Sampai US
Terampil! Kerajinan Resin Kayu di Desa Branjang, Ungaran Barat, Semarang Kirim Sampai US /Dok Nita Alda Riyani/Semarangku

SEMARANGKU - Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, mempunyai pelaku UMKM pengrajin resin kayu.

Produksi kerajinan resin kayu ini bisa ditemui di Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Aksesoris resin banyak di minati karena keunikan dan desainnya. Aksesoris ini biasa dijadikan bahan souvenir di berbagai tempat wisata.

Baca Juga: PSIS Semarang Curi Start dari Klub Lain, Gelar Latihan Paling Awal di masa Libur Jeda Kompetisi

Tetapi semenjak pandemi covid-19 berbagai tempat wisata ditutup yang mengharuskan para pengrajin aksesoris resin gulung tikar. Tidak bagi Janu Adhe Saputra, dia dapat memasarkan kerajinan resin kayunya bahkan sampai Amerika Serikat atau AS.

Pria 28 tahun ini menjalankan usaha resin kayunya berawal dari rasa tertarik dibidang resin lalu menjalankan usahanya sejak 2018. Dia biasa menjual aksesoris resin kayunya di berbagai toko-toko souvenir.

Janu sempat berhenti di awal 2020 pertama kali adanya pandemi. “Berhenti karena waktu itu tempat-tempat wisata ditutup adanya pandemi, jadi tidak ada permintaan,” ujar Janu Adhe Saputra.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Iriban Desa Branjang, Ungaran Barat, Semarang, Sumber Kelangsungan Hidup Manusia

Namun dia akhir 2020 janu bangkit kembali dan memberikan berikan nama brand pada usahanya yaitu sigur. Sigur terinspirasi dari grup music iceland idolanya yaitu Sigur Ros.

Warga asal Dusun Cemanggah lor, Desa Branjang, Kecamatan Ungaran Barat itu mengaku sudah ada 12 desain resin kayu dan seharinya bisa membuat aksesoris 3-5 pcs.

“Dapat inspirasi sendiri kadang tiba-tiba terlintas di pikiran juga mencari referensi dari pengrajin lain. Sekarang sudah tidak hanya kalung, anting dan cincin saja sekarang bikin lampu tidur, dan jam dinding,” ucap Janu.

Dalam pemasarannya ia menggunakan sosial media seperti instagram dan menggunakan aplikasi marketplace luar yaitu etsy. Kerajinan miliknya sudah dikirim diberbagai daerah seperti Bali, Medan, Sulawesi, Jakarta, Bogor dan lain-lain.

“Kemarin salah satu reseller saya ngirim di US mbak," ujar pria kelahiran 21 Januari itu.

Janu juga mengaku dalam menjalankan usahanya dia membutuhkan Rp 600 ribu untuk membeli bahan kayu dan resinnya serta beberapa peralatan khusus seperti cetakan dan alat amplas.

Untuk harga normal aksesoris gelang, kalung dan cincin Rp 80 -150 ribu, lampu tidur Rp 750 – 1 juta lebih, jam dinding Rp 350 ribuan, dan case Rp 200 ribuan. Khusus untuk di aplikasi etsy aksesoris Rp 800 – 1 juta lebih. Omset sebulannya dari Rp 2 – 5 juta. “Untuk untuk mahalnya itu tergantung dengan desainnya,” katanya lagi.

Kerajinan resin kayu tidak hanya menarik untuk penduduk lokal, tetapi juga menarik para wisatawan asing. Di sigur para wisatawan bisa belajar tata cara membuat kerajinan resin kayu.***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah