Penanganan Rob dan Banjir di Pesisir Jateng Dikomentari Ahli Geodesi ITB, Ganjar Pranowo: Memang Tidak Mudah

- 1 September 2021, 18:47 WIB
Ahli Geodesi ITB mengomentari penanganan rob dan banjir di pesisir Jateng yang telah dilakukan Gubernur Ganjar Pranowo.
Ahli Geodesi ITB mengomentari penanganan rob dan banjir di pesisir Jateng yang telah dilakukan Gubernur Ganjar Pranowo. /Dok Humas Pemprov Jateng

Persoalan utama rob dan banjir di pesisir Jateng lanjut dia adalah penurunan tanah. Dari sejumlah penelitian, penurunan tanah di pesisir Jateng bisa mencapai 10 cm pertahun.

"Sehingga tadi kami sepakat dengan pak Ganjar, bahwa kita harus mengendalikan penurunan tanahnya. Caranya sudah ada, yakni mulai pengurangan eksploitasi air tanah," jelasnya.

Selain solusi jangka pendek dengan pembuatan tanggul itu, solusi jangka menengah dan panjang juga harus dilakukan. Solusi jangka panjangnya dengan land and water management.

"Jadi menangani rob dan banjir di semarang, tidak bisa lepas dari daerah hulunya. Wilayah dari hulu, tengah sampai hilir itu harus diberesi secara pararel," jelasnya.

Penanganan rob dan banjir karena penurunan tanah ini lanjut Heri memang bukan persoalan mudah. Butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan itu.

"Hitungan paling cepat 10 tahun, sehingga kalau kita minta cepat beres, ya tidak realistis. Setidaknya 10 tahun itu waktu optimum pembenahan. Bagusnya di Jateng sekarang sudah dimulai, tinggal kita dorong terus dan hasilnya nanti kita lihat di 10 tahun ke depan," pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, penanganan rob dan banjir di Jateng memang persoalan yang tidak mudah. Sehingga, masukan dari para ahli sangat dibutuhkan agar penanganan berjalan sesuai harapan.

"Saya senang atas masukan-masukannya. Saya sangat berharap ada rekomendasi langkahnya seperti apa, roadmapnya seperti apa. Agar penanganan ini berdasarkan data keilmuan," ucapnya.

Meski begitu, Ganjar membenarkan bahwa upaya penanganan rob dan banjir di Jateng sudah berjalan. Sejumlah aksi telah dilakukan, mulai dari hulu, tengah dan hilir.

"Teman-teman sudah banyak melakukan aksi, misalnya di Kota Semarang yang membangun pompa-pompa dan kolam-kolam retensi. Sehingga pengendalian banjir di Kota Semarang sekarang sudah lebih baik. Pekalongan juga sudah dilakukan, tapi memang pengendalian jangka panjang ini yang harus ditingkatkan," tandas Ganjar. ***

Halaman:

Editor: Mahendra Smg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah