Dikunjungi Ganjar Pranowo, Pelaku UMKM Kota Semarang Cerita Hasil Setelah Dapat Bantuan dan Pelatihan

- 18 April 2021, 05:14 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kunjungi pelaku UMKM di Semarang yang dapat pelatihan dan pembinaan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo kunjungi pelaku UMKM di Semarang yang dapat pelatihan dan pembinaan /Dok. Humas Prov Jateng/

SEMARANGKU - Sambil menunggu waktu berbuka puasa, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengunjungi beberapa pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Semarang, Sabtu 17 April 2021.

Ganjar Pranowo mengunjungi para pelaku UMKM yang mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari Pemprov Jateng dan pemerintah daerah.

Berbagai cerita kesuksesan para pelaku UMKM setelah mendapat pelatihan dan pembinaan tersebut, juga telah beberapa kali diungkapkan oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.

Bantuan dan pelatihan yang diberikan kepada para pelaku UMKM oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah daerah, telah mampu mengangkat nilai jual, memperluas pasar, hingga memberdayakan warga masyarakat di sekitarnya.

Baca Juga: Sikat Gigi Pakai Odol atau Siwak Bisa Batalkan Puasa? Simak Penjelasan Dr Zakir Naik Ini Dulu

Baca Juga: Karangtaruna SKRM Squad Gagas Pasar Ramadhan di Rembang, Hysteria Luncurkan Program Penghargaan Kampung

Baca Juga: XL Axiata Berikan Kuota Internet Gratis di Lokasi Bencana NTT dan Gempa Jatim

Dalam berbagai kesempatan, Ganjar menyatakan bahwa yang dibutuhkan para pelaku UMKM agar bisa meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan adalah pelatihan packaging dan market place.

Kedua hal tersebut yang terus dikembangkan oleh Pemprov Jateng melalui Dinas Koperasi dan UMKM.

Seperti beberapa cerita para pelaku UMKM yang didatangi Gubernur Ganjar Pranowo di sela-sela gowes pada Sabtu sore itu.

Cerita pertama datang dari pelaku UMKM bernama Yuli Widiasih, pemilik dari usaha "Narraya Creation" di Kelurahan Bendan Dhuwur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Baca Juga: Ikatan Cinta 17 April 2021: Aldebaran dan Rendy Tiba-tiba Pergi ke Rumah Sakit, Ada Apa?

Baca Juga: MotoGP Portugal: Marc Marquez Dijadwalkan Ikut Balapan MotoGP, Baby Alien Grogi dan Bilang Begini

Baca Juga: Warga Beoga Papua Lega, TNI - Polri Datang, KKB Sering Ngamuk dan Perkosa Anak Perempuan

Menurut penuturannya, usaha yang bergerak di bidang pengolahan limbah seperti sampah plastik, kain perca, minyak kemiri dan minyak klentik tersebut, sudah berdiri sejak tahun 2007.

Yuli mengatakan bahwa usaha dibidang pengolahan limbah tersebut, dapat menggerakkan serta membina warga masyarakat sekitar, termasuk para pemuda Karang Taruna.

"Bergabung dengan pembinaan Karang Taruna sekitar 4-5 tahun lalu. Untuk bahan sampah plastik kami kumpulkan dari warung-warung. Jadi kita ambil dari warung dan dibarter dengan gula atau minyak," tutur Yuli Widiasih saat ditemui Ganjar.

Dalam kesempatan tersebut, Yuli juga mendapat pesan dari Ganjar Pranowo, agar pada masa pandemi ini bisa bersahabat dengan Covid-19 dengan tetap berkarya, tetapi juga harus tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Cerita kedua tentang kesuksesan pelaku UMKM disampaikan oleh pemilik UMKM "Keripik Mbak Pesek", Sriyati.

Ia mengaku sejak mendapatkan pelatihan dan bantuan dari pemprov Jateng, keripik tempe hasil produksinya berhasil memperluas pasar.

Bahkan, keripik tempe hasil produksinya, bisa merambah ke minimarket, supermarket, serta tempat wisata dan toko pusat oleh-oleh.

Sriyati mengatakan bahwa hasil dari pelatihan terkait kemasan tersebut, berhasil mendongkrak nilai jual, dari yang semula Rp10 ribu bisa menjadi Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kemasan.

"Awalnya produk dikemas biasa. Setelah dapat bantuan dan pelatihan soal cara mengemas dengan labeling standard, juga bantuan terkait izin PIRT dari Dinkop Provinsi Jawa Tengah serta sertifikasi halal mulai bisa masuk ke minimarket dan supermarket. Sebulan dari dua pasar itu rata-rata Rp 15 juta. Masih ditambah saya jual di kios sekitar Rp 400 ribu sampai Rp 600 ribu," ujarnya.

Sriyati juga menjelaskan bahwa untuk bahan baku produknya, beberapa bersumber dari BAZNAS dan bantuan SCR.

Bantuan tersebut digunakan untuk membeli beberapa peralatan guna mendukung produksinya.

"Untuk kios namanya Kayla Snack. Sejak pandemi kerja sama dengan teman UMKM lain dengan menjualkan produk di kios. Buka pagi sampai pukul 15.00," pungkas Sriyati.

Cerita positif berikutnya dituturkan oleh pemilik UMKM "Bagor Bucah" (Bawang Goreng Bu Cahyo).

Ia mengaku usahanya semakin berkembang setelah difasilitasi oleh pemprov Jateng.
Seperti pelatihan kemasan, sertifikasi halal, hak kekayaan intelektual, hingga pembinaan.

"Pelatihan yang didapat soal hak kekayaan intelektual, konsultasi kemasan dan pembukuan.
Setelah pelatihan sangat membantu karena langsung diimplementasikan, misal cara membuat kemasan dan foto produk bagus. Omzet juga bisa meningkat dua kali lipat, dari dulu di bawah Rp10 juta sekarang rata-rata Rp20 juta," ungkapnya.

"Cerita-cerita positif seperti yang bisa memicu kita untuk terus berinovasi termasuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM. Bahkan kalau bisa kita menjadi off taker untuk membuka pasar," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dalam beberapa kesempatan terkait pengembangan UMKM di Jawa Tengah.***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x