Pemprov Jateng Akan Tingkatkan Ekspor Produk Herbal Karena Permintaan Naik Saat Pandemi

- 21 Januari 2021, 18:24 WIB
M Arif Sambodo selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah
M Arif Sambodo selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah /Dok. Humas Prov Jateng/

SEMARANGKU - Melihat meningkatkan permintaan produk herbal di tengah pandemi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan meningkatkan ekspor produk herbal.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atau Pemprov Jateng mengaku akan mendorong ekspor produk herbal di tahun 2021 ini.

Upaya Pemprov Jateng untuk meningkatkan ekspor produk herbal ini sejalan dengan permintaan produk herbal di pasar sebagai salah satu bahan penguat imun di tengah pandemi.

Baca Juga: Baghdad Irak Diserang Bom Bunuh Diri, 23 Orang Tewas, Apakah ISIS Pelakunya?

Baca Juga: Helikopter Tentara AS Jatuh di Lahan Pertanian New York, Tiga Orang Tewas!

Pemprov Jateng akan meningkatkan ekspor produk herbal di tengah pandemi

Upaya peningkatan ekspor produk herbal di tengah pandemi oleh Pemprov Jateng ini dibenarkan oleh M Arif Sambodo selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah.

"Tahun 2021, kita dorong produk (ekspor) yang sifatnya herbal," ujar Arif di Semarang, 21 Januari 2021 sebagaimana keterangan yang diterima Semarangku.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12 Akan Dibuka, Polri Berikan Imbauan Ini

Baca Juga: Banyak Hoaks Soal Covid-19, KPCPEN Imbau Masyarakat Untuk Lakukan Ini

Menurutnya, peningkatan ekspor produk herbal dilakukan karena saat ini situasinya masih pandemi. Selain itu pula, Jawa Tengah juga akan menggenjot ekspor produk sarang burung walet. Yang mana diketahui, jika sarang burung walet bagus untuk produk makanan dan minuman, pada beberapa waktu terakhir. "Sarang burung walet sekarang untuk makanan dan minuman, yang saat ini sedang baik," sambung Arif.

Secara keseluruhan Dispederindag menilai, secara internal untuk persoalan ekspor tidak menemui kendala berarti. Kaitannya internal, pihaknya akan menekankan berbagai cara untuk terus bisa memunculkan eksportir baru. Seperti halnya akan memaksimalkan program Export Coaching Program.

Diketahui, terangnya, program ini adalah kegiatan pembekalan ilmu tentang ekspor, wacana, serta praktik untuk pelaku usaha. Mereka juga akan dilatih untuk bisa mendatangkan pembeli (buyer). "Bisa jadi dalam pelatihan itu dia bisa ekspor," ujarnya.

Baca Juga: 7 Golongan Ini Pasti Lolos Kartu Prakerja Gelombang 12, Apa Kamu Termasuk?

Baca Juga: Joe Biden Resmi Dilantik, Presiden Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat, Ini Katanya

Arif mencontohkan, tahun kemarin saja, dari program Export Coaching Program diikuti 26 orang peserta. Dari jumlah itu, 14 orang di antaranya bisa melakukan ekspor dengan total nilai USD 11,1 juta. "Itu bagi IKM (Industri Kecil Menengah) kan besar totalnya. Karena yang kita latih ini yang masih kecil dan menengah," tutur dia lebih lanjut.

Sedangkan untuk kendala eksternal, Arif menambahkan, pihaknya membutuhkan pihak lain. Misalnya optimalisasi pelabuhan. Seperti halnya, adanya kontainer yang datang ke pelabuhan namun tidak membawa muatan. Hal itu sama saja merugi. "Nah ini yang sudah dirapatkan di pemerintah pusat, sebulan yang lalu. Kemungkinan akan mendatangkan kontainer. Tapi kini, kontainer ini sudah semakin membaik," katanya.

Pada tahun lalu, ekspor nonmigas Jateng masih surplus USD 940 juta. Atas capaian itu, dia menilai trek Jateng sudah bagus. Sampai saat ini, negara tujuan ekspor produk asal Jateng adalah USA, Jepang, China, Uni Eropa di Jerman, dan negara Asean.

Baca Juga: Jadi Calon Kapolri, Ini 16 Program Prioritas Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo Jika Terpilih

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos Sembako 2021 Secara Online, Login dtks.kemensos.go.id

"Dengan produk unggulan Jateng meliputi tekstil, furniture, alas kaki sepatu, barang barang dari kulit," pungkasnya. ***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x