116.067 Pekerja Berhasil Terserap di Jawa Tengah Pada Semester Satu 2022 Karena Total Investasi Meningkat

31 Agustus 2022, 11:07 WIB
116.067 Pekerja Berhasil Terserap di Jawa Tengah Pada Semester Satu 2022 Karena Total Investasi Meningkat /

SEMARANGKU - Pada semester satu 2022, total realisasi investasi mencapai Rp 39,19 triliun dari target Rp 65,54 triliun.

Berdasarkan total investasi ini maka telah menyerap tenaga kerja sebanyak 116.067 orang dengan jumlah proyek mencapai 8.298 unit.

Total nilai investasi ini seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri.

Ratna Kawuri mengatakan bahwa total nilai investasi tersebut berdasarkan dari dua data.

Baca Juga: Harga iPhone 14 Pro Max Saat Rilis Berapa? Klik Di Sini Ada Harga Lengkap iPhone 14 Series

Yang pertama adalah data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan Non LKPM yang berdasar atas data rekap Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA). Rinciannya, realisasi Non UMK berdasarkan LKPM sebesar Rp. 27,02 triliun dan realisasi UMK sejumlah Rp. 12,17 triliun.

"Dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan dalam negeri (PMDN) berdasar data LKPM, jumlah tenaga kerja yang terserap pada semester satu 2022 116.067 orang dengan jumlah proyek mencapai 8.298," ujarnya, Selasa (30/8/2022).

Catatan DPMPTSP Jateng, jumlah tenaga kerja yang terserap pada semester 1 2022, melebihi capaian tahun 2018 dan 2019. Pada 2018 tercatat serapan tenaga kerja 112,883 pekerja, sedangkan pada 2019 terserap 114,743 pekerja.

Ratna mengatakan, dari data tersebut Penanaman Modal Asing (PMA) lebih mendominasi investasi di Jateng. Tercatat realisasi PMA Rp. 16,30 triliun, sementara realisasi PMDN Rp. 10,72 triliun.

Jepang menjadi negara yang paling banyak mendominasi investasi di Jateng. Negara Matahari Terbit ini menanam modal dengan nilai USD 525.209,50 (46,23 persen) dari total investasi di Jateng semester 1 2022. Negara kedua yang mendominasi investasi adalah Korea Selatan dengan USD 166.410,10 (14,65 persen), disusul dengan Singapura USD 85.183,70, Hongkong USD 60.850,40 dan Republik Rakyat Tiongkok USD 54.790,20.

Ratna menjelaskan, ada beberapa alasan investor menanamkan modal di Jateng. Selain ketersediaan infrastruktur, jumlah angkatan kerja juga menjadi pertimbangan.

"Iklim usaha kondusif didukung oleh sifat dan sikap pekerja asal Jawa Tengah yang baik. Ketersediaan angkatan kerja untuk memenuhi industri di Jateng. Dari jumlah 116.067 orang yang terserap, PMA mendominasi dengan 68.041 orang. Sementara PMDN menyerap 48.026 orang," jelasnya.

Terkait ketersediaan infrastruktur pendukung investasi, Jateng telah memiliki beberapa fasilitas. Di antaranya dua pelabuhan internasional, dua bandara internasional. Konektivitas tol Trans Jawa, jaringan rel kereta api yang telah menghubungkan seluruh wilayah di Jawa Tengah.

Baca Juga: Harga iPhone 13 Series Turun Akhir Agustus, Ada iPhone 13 Mini hingga iPhone 13 Pro Max

Di sisi energi, Jawa Tengah surplus energi listrik yang didukung oleh 7.303,97 MW, didukung jaringan gas industri untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Tengah, dan jaringan air bersih untuk kebutuhan industri.

"Untuk memenuhi target investasi tahun ini, akan mengoptimalkan peran Tim Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha, pendampingan pelaporan realisasi investasi (LKPM), serta pengawalan dan fasilitasi penanaman modal pada proyek-proyek strategis nasional," pungkas Ratna.***

Editor: Fitriyatur Rosidah

Tags

Terkini

Terpopuler