Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Tradisi, Begini Penjelasanya!

9 Oktober 2021, 10:15 WIB
Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Tradisi, Begini Penjelasanya! /Pixabay/Konevi

SEMARANGKU - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah perayaan hari lahir beliau yang telah menjadi tradisi bagi umat Islam.

Umat Islam melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Baca Juga: Bacaan dan Makna Sholawat Badar. Perbanyak Baca Menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW

Peringatan Maulid Nabi Muhammad ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada awal abad ke 7 Hijriyah, Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil yang bernama Muzhaffaruddin al-Kukbiri.

Pada acara peringatan maulid nabi tersebut Raja Irbil mengundang seluruh rakyatnya dan ulama dari berbagai disiplin ilmu baik, fikih, kalam, usul, hadis, dan tasawuf.

Raja Muzhaffaruddin al-Kukbiri melakukan berbagai persiapan dari tiga hari sebelum pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Pelajaran

Ribuan unta dan kambing disembelih untuk hidangan kepada tamu undangan yang hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut.

Para ulama yang hadir pada saat perayaan maulid nabi tersebut membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Raja Irbil Tersebut.

Mereka memberi komentar baik terhadap perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu.

Dalam kitab Wafayat Al-A`yan, Ibn Khallikan menceritakan bahwa Al-Imam Al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari Maroko menuju Syam kemudian menuju Irak.

Saat beliau berjalan dan melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijriah, dia bertemu Sultan Al-Muzhaffar yang sangat besar perhatiannya terhadap peringatan Maulid Nabi.

Dengan demikian AlHafzih Ibn Dihyah menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang berjudul Al-Tanwir Fi Maulid Al-Basyir An-Nadzir.

Kemudian buku tersebut dihadiahkan kepada Sultan Al-Muzhaffar.

Para ahli sejarah telah sepakat menyatakan bahwa Sultan Al-Muzhaffar adalah orang yang pertama kali yang mencetuskan peringatan maulid nabi.

Para ahli sejarah tersebut meliputi, Al-Hafizh al-Suyuthi, Ibn Khallikan, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Sibth Ibn Al-Jauzi, dan Ibn Katsir.

Tujuan perayaan Maulid adalah untuk membangkitkan semangat umat Islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela Islam pada masa Perang Salib.

Para ulama, dari masa Sultan Al-Muzhaffar hingga saat ini menganggap bahwa perayaan Maulid Nabi adalah sesuatu yang baik.

Para ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadis telah sepakat dengan pendapat tersebut.

Di antara mereka seperti, Al-Hafizh Ibn Dihyah, Al-Hafizh Al-Iraqi, Syech Ibn Hajar Al-Haitami, Al-Imam Al-Nawawi, dan Al-Imam Al-Izz ibn Abd Al-Salam.

Selain itu ada mantan mufti Mesir yaitu, Syeikh Muhammad Bakhit Al-Muthi’i dan mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu, Syeikh Mushthafa Naja.

Bahkan Al-Imam Al-Suyuthi menulis karya khusus tentang Maulid nabi yang berjudul Husn Al-Maqsid Fi Amal Al-Maulid.

Dengan demikian peringatan Maulid Nabi, yang biasa dirayakan pada tanggal 12 Rabiul Awal menjadi tradisi umat Islam di seluruh dunia.

Demikian uraian tentang Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Trdisi bagi Umat Islam.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler