SEMARANGKU – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sidak ke dua sekolah di Solo Raya yaitu SMP Negeri 3 Sawit dan SD Negeri 1 Wadunggetas.
Hari ini 13 September 2021, Ganjar dijadwalkan mendampingi kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Solo Raya.
Dalam perjalanan berangkat, Ganjar mensidak dua sekolah di Solo Raya, yaitu SMP Negeri 3 Sawit dan SD Negeri 1 Wadunggetas.
Baca Juga: Berani Jelaskan Hal Ini ke Ganjar Pranowo, Siswi Boyolali Diberi Laptop untuk Apresiasi
Ganjar menilai masih ada sekolah yang belum siap menggelar Pembelajaran Tatap Muka atau PTM.
Ganjar mengatakan, sidak yang dilakukan untuk melihat kesiapan sekolah dalam menggelar PTM. Di Sidak pertama SMP Negeri 3 Sawit, Ganjar menilai penerapan prokes sudah cukup baik. Meskipun jarak duduk siswa masih berdekatan.
“Yang di SMP, sebenarnya udah bagus karena juga hanya ambil sampel saja untuk tes ternyata duduknya masih berdekatan,” tutur Ganjar
Dari sidak kedua pun Ganjar menemukan sekolah yang dinilainya belum siap melaksanakan PTM. Yakni saat Ganjar mensidak di SD Negeri 1 Wadunggetas Klaten. Protokol kesehatan di sekolah dasar itu tak terlalu ketat. Ini menunjukkan bahwa masih ada sekolah yang tidak siap menggelar PTM
“Ternyata gurunya belum dikasih penjelasan sama dinas (kesehatan), sekolahnya belum. Maka nanti kita akan komunikasikan sama Pemkab Klaten agar kasih penjelasan, karena ini dianggap bukan PTM, ini hanya ujian,” tutur Ganjar.
Ganjar menegaskan, meski sekadar ujian dan bukan PTM resmi, sekolah harus tetap menerapkan prokes yang ketat. Peran Satgas COVID-19 di sekolah pun juga sangat penting untuk pengawasan.
“Bahkan ada anak tadi yang masuk saja lolos nggak pakai masker, berarti tidak aware dong. Nah yang begini harus disiapkan satgasnya. Satgas COVID setiap sekolahan agar kemudian nanti mereka bisa kontrol, mulai dari masuk sampai pulang,” tegas Ganjar.
Ganjar menilai pentingnya pengajuan izin bagi sekolah sebelum menggelar kegiatan. Sehingga, sekolah yang melaksanakan kegiatan baik PTM atau bukan adalah sekolah yang benar-benar siap.
“Makanya kenapa setiap kegiatan sekolah itu kita minta mereka ijin atau tidak boleh melakukan sama sekali. Rata-rata kalau sudah mengelola begini, dalam praktek mereka tidak cukup mudah untuk mengelola. Jadi itu masuk kategori nggak siap, kalau nggak siap ya nggak boleh dipaksakan,” tutur Ganjar. ***