Antisipasi Lonjakan, Ganjar Pranowo Desak RS Jiwa Amino Gondoutomo Tambah Tempat Tidur ICU Covid-19

18 Juni 2021, 14:33 WIB
Ganjar Pranowo Desak RS Jiwa Amino Gondoutomo Tambah Tempat Tidur ICU Covid-19 /Dok. Humas Prov. Jateng

SEMARANGKU - Sambil lalu gowes, mampir ke RS Jiwa Amino gondoutomo untuk mengecek ketersediaan tempat tidur ICU bagi pasien Covid-19.

Ganjar Pranowo pun mendesak pihak RS Jiwa Amino gondoutomo untuk menambahkan ruangan isolasi dan ICU.

Hal tersebut sebagai antisipasi ledakan kasus Covid-19 dan membiarkan pasien Covid-19 di luar ruangan.

Baca Juga: Covid-19 Jawa Tengah Meningkat, Ganjar Pranowo Rekomendasikan Minuman Tradisional Ini

Baca Juga: Ganjar Pranowo Launching Gerakan Minum Jamu Bagi Nakes dan Pasien Covid-19, Gaspol Lagi!

“Jadi setelah kita melihat (situasi) tempat tidur penuh, rumah sakit penuh, kita mencoba cari jalan yang lain. Umpama ini ada rumah sakit jiwa aminogondho kita konversi,” kata Ganjar dalam rilisnya diterima Semarangku.com.

Ganjar Pranowo menjelaskan, konvensi RSJ Amino Gondoutomo bagi pasien Covid-19 sudah berlangsung sejak lama.

Awalnya, jumlah ruangan ICU ada 4. Ganjar pun mendorong untuk tambah lagi sebanyak 4 tempat tidur ICU.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Rekomendasikan Nakes dan Pasien Covid-19 Konsumsi Minuman Ini

Baca Juga: Grobogan Zona Merah, Ganjar Pranowo Memperkirakan Ini Ulah Covid-19 Delta dari India

“Maka kalau kita bisa nambah setidaknya di sisi hulu BORnya betul-betul kita buat rasionya serendah mungkin,” ujarnya.

Terobosan ini dilakukan untuk mengoptimalkan rumah sakit yang dimiliki Pemprov Jateng untuk penanganan Covid-19.

“Ini berkejar-kejaran memang, agar bisa membuat kontijensi plan seandainya ada situasi yang memang tidak bagus,” tandas Ganjar.

Direktur RSJ Amino Gondoutomo dr Alek Jusran menambahkan, saat ini keterisian pasien COVID-19 di rumah sakitnya sekitar 60 pasien. Kapasitas di RSJ Amino Gondoutomo sendiri sebanyak 115 bed.

“Kita menyiapkan angkanya adalah 115, tapi memang tidak serta merta semua bisa digunakan karena juga sebenarnya sebagian ini kan kesepakatan bahwa ini kan pasien jiwa yang kemudian dititipkan di bangsal sebelah, jadi ada pengosongan. Nah ini perlu waktu, perlu penataan karena memang standarnya berbeda,” ujarnya.***

Editor: Sauqi Romdani

Tags

Terkini

Terpopuler