Anggap Jorge Lorenzo sebagai Role Model untuk Karier Moto2, Tony Arbolino: Ia Telah Mengubah Saya

- 8 Juni 2023, 17:00 WIB
Anggap Jorge Lorenzo sebagai Role Model untuk Karier Moto2, Tony Arbolino: Ia Telah Mengubah Saya /
Anggap Jorge Lorenzo sebagai Role Model untuk Karier Moto2, Tony Arbolino: Ia Telah Mengubah Saya / /Tangkapan Layar Instagram.com/@jorgelorenzo99

SEMARANGKU – Pemuncak klasemen sementara Moto2 saat ini, Tony Arbolino, menganggap dua juara dunia MotoGP, Jorge Lorenzo dan Fabio Quartararo sebagai panutan atau role model-nya.

Arbolino mengagumi Lorenzo karena X-Fuera telah tiga kali menjuarai kejuaraan kategori premier bersama Yamaha di musim 2010, 2012, dan 2015.

Sikap yang tak jauh berbeda juga ditunjukkan oleh Arbolino kepada Quartararo, sang juara dunia musim 2021. Sama seperti Lorenzo, El Diablo meraihnya di Tim Garpu Tala.

Pembalap asal Italia yang membalap untuk Marc VDS ini menjadi pemuncak klasemen saat ini, mengungguli Pedro Acosta dari Red Bull KTM Ajo.

Baca Juga: Tidak Perpanjang Kontrak dengan Yamaha WSBK, Begini Skenario Balas Dendam kepada Toprak Razgatlioglu

Karenanya pada wawancara di situs GPOne.com yang dikutip dari Motosan.es (Rabu 07/06), Arbolino sangat termotivasi atas pencapaiannya baru-baru ini.

“Saya sangat fokus dan yakin bahwa saya hanya hidup di masa sekarang. Di tahun-tahun lain saya memikirkan kesalahan, tentang apa yang telah saya lakukan, sementara sekarang saya hanya memikirkan balapan berikutnya. Dalam hal itu, sekarang saya memiliki mentalitas yang baik, padahal sebelumnya lebih sulit bagi saya untuk mengatur sesuatu”, ungkap Arbolino.

Banyak perubahan yang dirasakan oleh Tony sejak setahun belakangan, terutama ketika Tur Asia dimulai dari Thailand dan diakhiri dengan Malaysia akhir tahun lalu.

Baca Juga: Mau Tahu Berapakah Mesin Motor MotoGP yang Sudah Dipakai Para Pembalap MotoGP 2023? Ada Batasannya

“Balapan di Thailand adalah titik kuncinya, tetapi prosesnya sudah dimulai sebelumnya. Setelah balapan Misano dengan tim saya, kami memutuskan untuk mengganti motor dan pendekatan kami untuk akhir pekan, kami mengatakan pada diri sendiri bahwa kami ingin menang dan kami bisa melakukannya. Sebelum tidak ada solidaritas di antara kami, kami mengubah strategi kami: kami mencoba memiliki sepeda motor yang bagus di mana-mana, lalu saya beradaptasi, kami melakukannya. Selain itu, sekarang saya sangat fokus, baik di lintasan maupun di rumah. Saya selalu ingin melakukan lebih banyak, meningkatkan. Memiliki tim dan pemimpin tim di belakang saya sangat penting", terang Arbolino lagi.

Arbolino juga mengungkapkan seberapa penting peranan timnya tersebut dalam mendukungnya menjadi penantang gelar. 

“Saya sudah akrab dengan Lucio Nicastro sejak hari pertama, tetapi kami tidak secepat yang kami inginkan. Selama musim lalu kami memahami apa yang kami butuhkan dan kami selalu meningkat sejak saat itu. Saya mengerti bagaimana menjadi konstan dan bahwa Anda harus mengambil risiko hanya jika diperlukan, yang membuat saya berkembang. Kekuatan kami saat ini adalah tim yang telah kami bentuk dan saya merasa cepat", selorohnya.

Sejak musim lalu hingga musim ini Pedro Acosta memang dijagokan untuk jadi juara dunia Moto2, namun saat ini Tony-lah yang memuncaki klasemen. Meskipun begitu, ia tetap saja ingin memperlebar jarak dengan pesaingnya di papan atas itu.

“Saya lebih suka mereka meremehkan saya, mereka tidak membicarakan saya, saya tahu apa yang saya inginkan dan apa yang bisa saya lakukan. Maaf, tapi di sisi lain saya sangat tenang karena saya tahu apa yang bisa saya lakukan. Saya hanya mencoba untuk meningkatkan dan melanjutkan", ujar Arbolino sembari merendah.

Tetapi tetap saja, ibarat padi yang makin berisi makin merunduk, semerendahnya Arbolino ia menjadi yang teratas dalam klasemen Moto2 hingga triple header akhir pekan ini. 

“Saya banyak berkeringat, tapi juga banyak momen bagus, seperti dalam dua musim terakhir di Moto3. Saya selalu berjuang di tahun pertama di kedua kategori, tetapi sekarang semakin banyak waktu berlalu, semakin sedikit saya berjuang karena telah melalui momen-momen tertentu saya tahu di mana dan bagaimana saya harus berkembang. Mengubah tim telah membantu saya, saya menuntut yang maksimal dari semua orang, saya meminta banyak tim saya dan mereka melakukan hal yang sama kepada saya, itulah yang membuat grup menjadi kuat. Saya beruntung bisa sampai di sini, ditambah ayah saya memberi saya kekuatan karena dia percaya akan hal itu”

Terkait Jorge Lorenzo, Arbolino mengungkapkan bahwa X-Fuera, panutannya ingin berlatih bersama masa depan Italia. 

“Anda tidak akan percaya, tapi dia ingin berlatih denganku. Saat itu tahun 2018, saya balapan di Moto3 dan saya masih belum naik podium, saya masih tinggal di Garbagnate dan saya mulai berpikir bahwa saya harus pergi, karena saya tidak bisa berlatih seperti yang saya inginkan. Saya tidak memaksimalkan bakat saya. Saya tidak tahu bagaimana melakukannya, tetapi balapan berikutnya adalah di Malaysia, saya memijat diri sendiri dan Jorge tiba. Saya tidak mengharapkannya, tidak ada yang mengenal saya. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin berlatih dengan seseorang dengan cepat, bahwa kami tinggal sangat dekat. Saya segera berlari ke rumah ibu saya di Lugano dan mulai berlatih dengan pelatihnya, Ivan, yang masih bekerja dengan saya, dan Jorge", ujarnya.

Arbolino juga bahagia dengan silaturahmi yang ia jalin dengan Lorenzo hingga saat ini. 

“Saya benar-benar merasakan sikapnya datang kepada saya, saya melihat betapa dia selalu ingin meningkatkan mentalitasnya. Ini semua mengejutkan saya karena saya masih harus melakukan segalanya dalam karir saya dan tidak mungkin saya tidak menggunakan 100% potensi saya. Dia membuat saya melakukan perubahan pertama, hasilnya datang dan semuanya menjadi lebih baik dari sana", tambah Arbolino lagi.

Selain Lorenzo, Arbolino juga berhubungan baik dengan Quartararo, dengan Tony berlatih bersama dengan El Diablo tiap musim dingin. 

“Saya sudah mengenal Fabio selama lebih dari 10 tahun, kami selalu bertemu satu sama lain mungkin untuk makan malam, tetapi tinggal jauh kami tidak punya waktu untuk keluar jalur. Saat saya pindah, kami lebih sering bertemu dan memiliki hubungan yang sangat baik: Saya menyukainya karena tidak pernah berubah selama bertahun-tahun", terang Arbolino.

Arbolino kemudian membandingkan kedua juara dunia dari Yamaha tersebut. Setelah berbicara tentang Lorenzo dan Quartararo, dia membandingkan kedua pembalap:

“Mereka berbeda, tetapi juga serupa dalam pekerjaan mereka. Saya jauh lebih percaya diri dengan Fabio, dia seperti saudara, tapi mentalitasnya sama dengan Jorge: mereka selalu ingin melakukan lebih. Saya juga memilikinya, tetapi saya tidak mengembangkannya dengan cara yang benar, sedangkan sekarang saya memilikinya", akunya.

Terakhir setelah menceritakan kedua role model-nya itu, Arbolino sembari tertawa merefleksikan dirinya sendiri: 

“Saya bisa mengatakan siapa saya bukan. Saya adalah anak laki-laki yang selalu memiliki tujuan yang jelas, saat ini saya hidup sendiri tanpa gangguan apa pun, saya berada dalam gelembung untuk mencapai tujuan yang saya tetapkan untuk diri saya sendiri. Saya seorang anak laki-laki yang tenang, dengan siapa Anda dapat berbicara jika Anda menemukan saya di jalan. Dan yah, saya ini sedikit gila", tutupnya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x