SEMARANGKU - Hyundai Stargazer merupakan produk baru yang bersaing dengan Avanza ataupun Xpander dan Ertiga.
Namun Hyundai Stargazer yang lahir paling belakangan ini mempunyai banyak fitur unggulan dibanding Avanza Xpander ataupun Ertiga.
Hyundai Stargazer hadir di Indonesia dengan fitur melimpah dan tingkat kenyamanan terbaik dibandingkan Avanza dan Xpander.
Hyundai Stargazer meskipun masuk kelas LMPV namun layanan dan tenaga yang diberikan diluar ekspetasi.
Baca Juga: Jajal Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5, Ganjar Pranowo ; Target EBT Jateng 21 Persen!
Semarangku.com salah satu media yang mendapatkan kesempatan untuk melakukan test drive Hyundai Stargazer selama 2 hari dengan tipe tertinggi yakni tipe Prime yang sudah captain seat.
Melakukan perjalanan Jawa Tengah hingga Yogyakarta Hyundai Stargazer memberikan nuansa mengasikkan selama perjalanan melewati daerah pegunungan Kopeng yang menanjak sangat nyaman tanpa ada kendala apapun.
Hyundai Stargazer sendiri mengusung mesin 1.497 cc MPI 16-Valve dengan konfigurasi 4-silinder dan mempunyai torsi puncak 144 Nm pada 4.500 rpm dan tenaga maksimal 115 PS pada 6.300 rpm.
Hyundai Stargazer ada dua pilihan transmisi yakni transimisi otomatis IVT dan juga manual 6 percepatan.
Baca Juga: Menariknya Harga iPhone 14 Pro Max yang Sayang Untuk Dilewatkan, Sudah Tahu Info Lengkapnya?
Diatas kertas Hyundai Stargazer memang lebih unggul tenaga dibanding Avanza Veloz ataupun Xpander.
Jika dilihat secara spesifikasi saja keunggulan Hyundai Stargazer terlihat dominan, jika Mitsubishi Xpander punya torsi 141 Nm dan tenaga 105 PS, sedangkan Toyota Avanza Veloz punya torsi 137 Nm dan tenaga 106 PS.
Dan memang terbukti saat digeber di jalan tol Trans Jawa maupun di daerah dataran tinggi Kopeng, Hyundai Stargazer sangat responsif dan memiliki tenaga yang melimpah.
Dengan berbagai pilihan Drive Mode pengemudi bisa memilih mau berkendara secara Eco ataupun Sport bahkan juga bisa dengan mode Smart yang akan memberikan kemudahan dalam mengemudi namun juga tetap ekonomis.
Fitur-fitur yang diberikan oleh Hyundai Stargazer pun cukup canggih dipandu dengan nuansa interior yang lebih lux dibanding Avanza Veloz atau Xpander sekalipun.
Ruang kabin pengemudi akan terlihat mewah dengan paduan warna hitam, silver dan tentu saja ambient light biru yang bakal memperindah interior kabin dengan warna biru saat suasana gelap.
Ambient light pada Hyundai Stargazer inilah yang menjadi salah satu unggulan karena di kelasnya baru Stargazer yang punya.
Ruang kendali mengemudi cukup mudah dibaca baik tombol di dashborad maupun pada stir kemudi dan layar spidometer yang sudah digital.
Tombol start button memudahkan pengguna saat akan menghidupkan mesin bahkan pada Hyundai Stargazer ini menghidupkan mesin dan AC bisa remote dari Smart Keyless nya dan juga bisa dihidupkan lewat HP pribadi jika sudah menginstal aplikasi dari Hyundai.
Banyaknya keunggulan dari Hyundai Stargazer ini memperlihatkan jika LMPV sudah saatnya naik kelas dan Hyundai Stargazer sudah memulai dengan hal ini.
Teknologi canggih yang diusung juga terlihat pada Hyundai Stargazer yang tampil istimewa dengan wireless charger, Hyundai SmartSense, dan Bluelink.
SmartSense adalah sebuah fitur yang bisa secara aktif mencegah resiko kecelakaan saat mobil diajak berkendara.
Sedangkan fitur Bluelink mampu mengintegrasikan smartphone dan mobil secara komprehensif salah satunya bisa mengetahui keadaan mobil secara menyeluruh dan juga bisa untuk menghidupkan mesin hanya dengan satu klik saja.
Namun meskipun kecanggihan yang ditampilkan oleh Hyundai Stargazer cukup banyak ada juga beberapa catatan yang sepertinya sudah harus disematkan pada produk berikutnya.
Salah satu contohnya Hyundai Stargazer masih menggunakan tuas rem parkir konvensional padahal Veloz dan Xpander sudah elektrik.
Satu lagi fitur yang seharusnya wajib dimiliki oleh Hyundai Stargazer adalah sunroof ataupun panoramic roof karena berkaitan dengan nama Hyundai Stargazer sendiri yang bisa diartikan dengan "menatap bintang".
Akan menjadi aneh jika nama Hyundai Stargazer yang justru menjadi antitesis karena tidak bisa menatap bintang saat malam hari. ***