Network
SEMARANGKU - Presiden Jokowi resmi berangkatkan Tim Indonesia untuk ikuti ajang SEA Games 2021 di Vietnam.
Presiden Jokowi ikuti upacara pelepasan kontingen Indonesia di halaman Istana Merdeka, Jakarta pada hari Senin, 9 Mei 2022.
Dalam upacara tersebut, Jokowi menyampaikan harapannya agar Indonesia bisa meraih peringkat ketiga, kedua atau bahkan pertama dalam ajang SEA Games Vietnam yang akan berlangsung sejak 12-23 Mei 2022.
Jokowi meminta seluruh kontingen Tim Indonesia untuk meraih medali sebanyak-banyaknya dalam gelaran tersebut.
“Kita semua masyarakat Indonesia ingin kontingen ini meraih prestasi yang setinggi-tingginya, medali sebanyak-banyaknya, untuk mengharumkan nama negara kita, bangsa Indonesia,” ucap Presiden, dikutip dari Antara.
“Saya ingat di SEA Games sebelumnya, di Singapura 2015 kita berada di peringkat ke lima, kemudian di Malaysia (SEA Games 2017) kita juga masih berada di peringkat kelima, kemudian di Filipina (SEA Games 2019) kita masuk ke peringkat keempat, kali ini kita ingin agar SEA Games ke-31 di Vietnam kita bisa masuk ke ranking yang ketiga, kedua atau yang kesatu,” lanjutnya.
Jokowi juga berharap prestasi terbaik bisa diraih Tim Indonesia karena seleksi kontingen pun telah dilakukan dengan baik.
Kemudian, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memaparkan jumlah kontingen yang akan berlaga dalam ajang SEA Games ke-31 di Vietnam.
Baca Juga: Jadwal SEA Games 2021 Sepakbola: Timnas Indonesia U23 vs Timor Leste, Live di RCTI dan iNews!
Berbeda dengan SEA Games di Filipina pada 2019 lalu, kontingen Indonesia yang berangkat berjumlah 776 orang.
Jumlah tersebut meliputi 499 Atlet, 214 ofisial, dan 63 pendamping. Chef De Mission (CdM) Ferry Kono akan memimpin seluruh kontingen Indonesia untuk berlaga dalam 318 nomor pertandingan dan 32 cabang olahraga.
“(Jumlah kontingen) jauh berkurang dibanding kontingen Indonesia yg dikirim ke SEA Games ke-30 di Filipina 2019 lalu yaitu 1.304 orang, terdiri dari atlet 841 orang, ofisial 300 orang dan pendamping 163 orang. Walaupun jumlahnya berkurang tetapi diharapkan tetap dapat menjadi tolok ukur pembinaaan olahraga nasional,” kata Menpora.***
