Tak Terima Kalah dari AS, China Manipulasi Tabel Medali Agar Jadi Juara Umum Olimpiade Tokyo 2020

- 15 Agustus 2021, 16:45 WIB
 China manipulasi tabel medali setelah kalah dari AS dalam kompetisi untuk menjadi juara umum Olimpiade Tokyo 2020/Wide World of Sports
China manipulasi tabel medali setelah kalah dari AS dalam kompetisi untuk menjadi juara umum Olimpiade Tokyo 2020/Wide World of Sports /

 

 

SEMARANGKU – China manipulasi tabel perolehan medali Olimpiade Tokyo 2020 setelah kalah dari AS dalam kompetisi untuk menjadi juara umum.

China menambahkan perolehan medali yang diraih atlet negara lain ke dalam tabel, sehingga membuatnya seolah-olah juara umum Olimpiade Tokyo 2020.

Kenyataannya, atlet AS yang secara resmi menjadi juara umum setelah membawa pulang 113 medali, termasuk 39 medali emas.

 Baca Juga: Sebut Bermain dengan Api, China Keluarkan Peringatan Setelah Taiwan dan AS Patroli Bersama

Sementara, China nomor dua dengan perolehan sebanyak 88 medali, termasuk 38 medali emas.

Dilansir dari Express 15 Agustus 2021, China menambahkan empat medali emas, 5 perak, dan 9 perunggu yang menempatkannya posisi teratas dalam tabel medali mereka.

China secara curang memasukkan medali yang diperoleh atlet dari Hongkong, Taiwan, bahkan Makau.

Berdasarkan aturan Komite Olimpiade Internasional baik Hong Kong, Taiwan, Makau, dan China bersaing secara independen.

 Baca Juga: China Nyatakan Kemarahan Pada Jepang Setelah Menteri Pertahanannya Kunjungi Kuil Yasukuni

Hong Kong dan Makau diklasifikasikan sebagai wilayah administrasi khusus China.

Sedangkan Taiwan dikenal sebagai Republik Tiongkok yang telah memisahkan diri dan merdeka dari China.

Hal ini berarti medali yang diraih oleh atlet Hong Kong ataupun Taiwan tidak dapat diklasifikasikan sebagai milik China.

Banyak netizen yang mengungkapkan di media sosial bahwa China berupaya melakukan penipuan dengan mencurangi hasil Olimpiade Tokyo 2020.

“Menyedihkan! China sampai mencuri pujian atas kemenangan Taiwan untuk berpura-pura mereka menang paling banyak,” kata pengguna Twitter.

“Mungkin China juga menambahkan medali emas milik atlet AS, Puerto Rico,” ujar pengguna lainnya.

Anggota Parlemen Eropa (MEP), Guy Verhofstadt turut mengklaim bahwa Uni Eropa juga bisa menjadi juara umum di Olimpiade Tokyo 2020.

“Fakta menyenangkan, gabungan Uni Eropa memiliki lebih banyak medali emas daripada AS atau China. Saya ingin melihat bendera Uni Eropa di sebelah bendera nasional pada pakaian atlet,” ujarnya.

Mantan anggota MEP Tory dan Partai Independen UK (UKIP) Mark Reckless menanggapi klaim Verhofstadt tersebut.

“Apakah anda mengatakan Uni Eropa juga harus dibatasi oleh tiga negara dalam tiap Olimpiade?,” balasnya.

“Jika anda menggabungkan atlet dari 27 anggota blok kontinental, maka Uni Eropa akan memenangkan 77 medali emas,” sambungnya.

Diantara negara-negara di Eropa, Inggris menduduki puncak perolehan medali dalam Olimpiade Tokyo 2020 dengan 22 emas.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah