Mengapa Kedatangan Presiden Jokowi di Jerman Disambut Pasukan Bavaria, Ini Kisah Sejarah Pasukan Bavaria

- 27 Juni 2022, 18:35 WIB
Kisah Sejarah Pasukan Bavaria Berseragam yang Menyambut Kedatangan Presiden Jokowi di Jerman
Kisah Sejarah Pasukan Bavaria Berseragam yang Menyambut Kedatangan Presiden Jokowi di Jerman /Instagram/@jokowi

SEMARANGKU – Ini kisah dan sejarah pasukan Bavaria berseragam yang sambut Presiden Jokowi di Jerman.

Presiden Jokowi beserta delegasi dari Indonesia lainnya tengah berada di Munich Jerman.

Kedatangan Jokowi dan rombongan tiba di Jerman pada Minggu, 26 juni 2022 sekitar pukul 18.40 waktu setempat.

Setelah melalui perjalanan yang memakan waktu selama 13 jam dari Indonesia dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia, Jokowi disambut oleh Menteri Urusan Eropa dan Internasional, Negara Bagian Bavaria Melanie Huml, juga sebaris pasukan berpakaian adat Bavaria.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tiba di Jerman, WNI Sambut Meriah dengan Bendera Merah Putih Berebut Minta Foto

Hal ini seperti yang dikutip dari akun instagramnya @jokowi berikut.

“Cuaca musim panas yang cerah menyambut kedatangan kami di Munich, Jerman, hari Minggu pukul 18.40 Waktu Setempat. Kami disambut Menteri Urusan Eropa dan Internasional, Negara Bagian Bavaria Melanie Huml, juga sebaris pasukan berpakaian adat Bavaria. Kami beristirahat di hotel malam ini, seusai menempuh perjalanan selama 13 jam dari Tanah Air dengan pesawat Garuda Indonesia. Besok, saya diagendakan mengikuti KTT G7 di Istana Elmau, Jerman,” tulisnya.

Bagi Anda yang penasaran seperti apa dan bagaimana kisah sejarah pasukan Bavaria, simak kelanjutannya di bawah ini.

Pasukan Bavaria merupakan produk dari Republik Soviet Bavaria pada masa revolusi Jerman tahun 1918-1919 silam.

Saat itu riuh berkecamuk revolusi yang mencekam dari tahun 1918 hingga 1923.

Baca Juga: Kunjungi Rusia dan Ukraina Bawa Misi Penting, Jokowi: Perang Memang Harus Dihentikan

Selain atmosfer revolusi yang menghantam Berlin, hawa demonstrasi juga merambat hingga ke Bavaria.

Para demostran yang notabene berasal dari kaum buruh yang menginduk kepada USPD (Partai Sosial Demokrat Independen) pimpinan Kurt Eisner merangsek maju.

Para penguasa dan juga para menteri borjuis merasa cemas akan hal ini, kaum ini mengandalkan para pemimpin SPD (Partai Sosial Demokrat Jerman) untuk menahan kelas buruh.

Pada 6 November, di pertemuan kabinet terakhir yang ditunjuk oleh raja Bavaria, berbicara tentang rencana demonstrasi yang nantinya akan memicu revolusi.

Perwakilan Sosial Demokrat, Erhard Auer, menyampaikan pesan yang menyejukkan hati para menteri borjuis.

“Jangan terlalu memperhatikan Kurt Eisner: Eisner sudah selesai. Yakinlah. Kami punya kendali atas anggota-anggota kami. Saya sendiri akan bergabung dengan demonstrasi ini. Tidak ada yang akan terjadi sama sekali," katanya.

Namun pada kenyataannya semua diluar dugaan.

Monarki Bavaria tumbang, dan Kurt Eisner sebagai pemimpin USPD yang berhaluan sentris menjadi Presiden pertama republik Bavaria.

Saat itu juga ratusan tibu orang yang kebanyaka berasal dari kaum buruh menanggapi seruan SPD dan USPD untuk berarak ke Theresienwiese Munich untuk menuntut “perdamaian dan kebebasan” bersama.

Bahkan pada akhirnya Erhard Auer sendiri yang memimpin para demonstran tersebut.

Itulah sedikit kisah pasukan Bavaria yang sambut Presiden Jokowi di bandara Jerman untuk hadir di KTT G7. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x