Mengecam Aksi Penembakan Guru di Beoga, Theo Hesegem : Keji dan tidak Manusiawi

- 12 April 2021, 19:30 WIB
Theo Hesegem: Penembakan Dua Guru di Beoga Keji dan tidak Manusiaw
Theo Hesegem: Penembakan Dua Guru di Beoga Keji dan tidak Manusiaw /
 
SEMARANGKU – Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela HAM Sedunia), Theo Hesegem mengutuk keras penembakan yang terjadi terhadap dua tenaga guru di Beoga Kabupaten Puncak, Papua. 
 
Penembakan secara brutal terhadap warga sipil merupakan tindakan yang sangat keji dan tidak manusiawi.
 
Sebagai pembela HAM, Theo Hesegem mengutuk keras aksi penembakan tersebut karena menurutnya tindakan tersebut sangat tidak manusiawi. 
 
Theo Hesegem juga mengatakan bahwa yang bisa mencabut nyawa manusia adalah Tuhan, bukan manusia.
 
 
 
 
 
Ia juga meminta agar para pelaku penembakan terhadap tenaga guru di Beoga Kab. Puncak ini harus segera  ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku, karena tindakan yang dilakukan tersebut adalah tindakan yang melanggar hukum. 
 
Menurut Theo Hesegem, pemerintah harus segera membentuk tim gabungan yang melibatkan berbagai pihak, untuk melakukan investigasi terkait kasus penembakan terhadap dua tenaga guru di Beoga tersebut.
 
Tim yang dimaksud menurut Theo adalah tim yang dibentuk secara independen dan profesional, yang melibatkan pihak Gereja, LSM, Komnas ham, termasuk juga pemerhati Ham. Sehingga, kinerja tim yang dibentuk juga dapat terukur dan profesional.
 
“Saya sebagai pembela HAM sangat menyesal tindakan brutal yang diduga dilakukan oleh KKB/TPNPB yang mengorbankan kedua guru, yang sama sekali tidak tau masalah apa-apa, apa untungnya menembak warga masyarakat sipil yang nota benenya tidak tahu masalah?, ” ungkap Theo melalui rilis kepada awak media, Minggu 11 April 2021.
 
 
 
Menurut penilaian Theo Hesegem, jika benar penembakan terhadap warga sipil di Beoga ini dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), maka aksi ini sangat menciderai  perjuangan mereka yang selama ini berjuang untuk Papua merdeka di mata Internasional.
 
Sebagai pembela Ham, Theo Hesegem sangat menyesalkan tindakan yang sangat tidak profesional yang  dilakukan oleh KKB/TPNPB. 
 
Menurutnya, seluruh tindakan ini harus dipertangungjawabkan secara hukum sesuai undang-undang yang berlaku.
 
"Kalau memang pelakunya adalah KKB mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. 
 
Oleh karena itu Polda Papua harus mempersiapkan langkah-langkah hukum,” tegasnya.
 
 
 
Masih menurut Theo, pemerintahan yang dipimpin Presiden Republik Indonesia Ir Joko Widodo, harus membuka diri dan mencari format-format baru, untuk menyelesaikan pertumpahan darah yang terjadi di tanah Papua. Sehingga aksi penembakan yang terjadi selama ini dapat segera diakhiri.
 
“Menurut saya atas tindakan pembunuhan terhadap ke dua guru di Beoga, perlu ada tim investigasi, yang dikendalikan oleh Pemerintah Provinsi, sehingga hasil investigasi yang dimaksud, hasilnya di bawah ke Jakarta agar supaya bisa ada upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah pusat,” tutur Theo Hesegem.
 
Menurutnya, seharusnya guru diberikan kebebasan dalam menjalani tugas serta tanggung jawab mereka  sebagai guru, mereka harus bebas, dihargai dan dihormati oleh semua orang termasuk KKB/TPNPB.
 
"Menurut saya kalau memang penembakan itu di duga dilakukan oleh KKB /TPNPB adalah tindakan yang tidak terukur dan tindakan itu merugikan anak-anak sekolah, karena tanpa guru sekolah tidak akan berjalan dengan baik, semua murid akan menjadi bodoh karena tidak belajar dengan baik. 
 
 
 
Seharusnya guru-guru tidak perlu ditembak dan menurut saya, tindakan ini, tindakan tidak manusiawi,” tegasnya.
 
Theo Hesegem berpendapat bahwa tenaga guru harus dan wajib dilindungi oleh semua orang, mereka para guru tidak bisa diperlakukan seperti itu. Karena para guru yang bertugas di tanah Papua, merupakan tenaga pendidik yang bertujuan untuk  mencerdaskan anak-anak masyarakat Papua, yang nantinya akan membangun khususnya di wilayah Kab. Puncak dan wilayah Papua pada umumnya.
 
Kedatangan mereka para guru yang berasal dari daerah lain di Beoga, adalah guna membangun sumber daya manusia dan pendidikan di tanah Papua khususnya masyarakat di Kabupaten Puncak.
 
“Mereka datang untuk membangun sumber daya manusia di tanah Papua, kenapa mereka ditembak? 
 
 
 
Adanya guru maka kita bisa menjadi pintar dan menjadi orang-orang hebat di tanah ini, untuk membangun Papua,” terangnya.
 
Ia juga mengatakan, meskipun para guru datang dari daerah diluar Papua, sebagai warga negara Indonesia, mereka juga punya hak hidup yang sama dengan kita, sebagai warga negara mereka juga punya hak hidup di seluruh Indonesia termasuk Tanah Papua.
 
“Perlu ketahui bahwa tanpa Guru pendidikan di Papua tidak bisa maju, oleh karena itu semua orang punya kewajiban untuk menjaga dan melindungi mereka (guru) sekalipun mereka adalah masyarakat non Papua,” ujarnya.
 
Sehingga dengan begitu hubungan masyarakat asli Papua dan masyarakat pendatang warga non papua, dapat memiliki hubungan baik  yang sangat harmonis dan bersama-sama membangun peradaban di Tanah Papua.
 
“Saya sangat menyesal atas kejadian penembakan terhadap kedua tenaga guru yang di Beoga, karena masa depan pendidikan anak-anak di Kabupaten Puncak Papua akan tertinggal jauh,” pungkasnya.***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x