Perkuat Sektor Ketahanan Energi Indonesia, BUMN Bentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) 

- 27 Maret 2021, 15:29 WIB
BUMN Bentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) 
BUMN Bentuk Indonesia Battery Corporation (IBC)  /tangkap layar instagram Kementerian BUMN
 
SEMARANGKU - BUMN bakal membentuk Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk memperkuat sektor ketahanan energi negara.
 
Aspirasi Kementerian BUMN untuk memperkuat 3 sektor ketahanan utama bagi masa depan kemajuan Indonesia di 2045, terus dibangun. 
 
Dalam bidang ketahanan energi, Kementrian BUMN memperkenalkan Indonesia Battery Corporation (IBC) sebagai holding untuk mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor (Electric Vehicle Battery), yang akan terintegrasi dari hulu sampai hilir. 
 
Pembentukan IBC ditandai dengan penandatanganan perjanjian pemegang saham (shareholder's agreement) yang dilangsungkan pada 16 Maret lalu, bersama perusahaan BUMN sektor pertambangan dan energi. 
 
 
 
 
Perusahaan BUMN sektor pertambangan dan energi - Holding Industri Pertambangan antara lain, MIND ID, PT ANTAM Tbk, PT Pertamina Persero, serta PT PLN. 
Dengan pembagian komposisi saham ke empat BUMN sektor pertambangan dan energi tersebut, masing-masing sebesar 25%.
 
Dalam konferensi pers pembentukan IBC yang dilaksanakan secara virtual, Jumat 26 Maret 2021, Menteri BUMN Eric Thohir menyatakan bahwa pembentukan IBC merupakan strategi pemerintah, khususnya Kementrian BUMN, untuk memaksimalkan potensi sumber daya mineral di Indonesia. 
 
"Kita ingin menciptakan nilai tambah ekonomi dalam industri pertambangan dan energi, terutama nikel yang menjadi bahan baku utama baterai EV. 
Mengembangkan ekosistem industri  kendaraan listrik, dan memberikan kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan," kata Eric Thohir. 
 
 
 
 
Sejalan dengan IBC yang akan mengelola ekosistem industri baterai kendaraan bermotor listrik.
 
Perusahaan juga akan melakukan kerja sama, dengan menggandeng pihak ketiga yang menguasai teknologi dan pasar global, untuk membentuk entitas patungan disepanjang rantai nilai industri EV battery, mulai dari pengolahan nikel, material prekursor dan katoda, hingga battery cell, pack, Energy Storage System (ESS) dan recycling. 
 
Hingga saat ini telah dilakukan penjajakan kepada beberapa perusahaan global yang bergerak di industri baterai EV, seperti dari China, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Eropa. 
 
Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk mengembangkan ekosistem industri kendaraan bermotor listrik dan baterai listrik. 
 
 
 
Selain potensi untuk mengembangkan ekosistem industri kendaraan dan baterai listrik, perlu diketahui bahwa Indonesia juga memiliki pangsa pasar produksi dan penjualan kendaraan jenis bermotor roda dua dan empat yang sangat besar. 
 
Pada tahun 2025, Indonesia diperkirakan berpotensi menguasai pangsa pasar 8,8 juta unit jenis kendaraan  roda dua dan 2 juta unit untuk kendaraan roda empat. 
Dengan keunggulan rantai pasokan yang kompetitif, setidaknya 35% komponen EV bisa berasal dari lokal.
 
Dengan langkah ini BUMN ingin mandiri kedepannya untuk penguatan sektor energi lewat Indonesia Battery Corporation (IBC). *** 

Editor: Heru Fajar

Sumber: Instagram @movreview


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x