Pesawat Sriwijaya Air Model Boeing 737 Ternyata Pernah Jatuh Dua Kali

- 10 Januari 2021, 09:01 WIB
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Boeing 737-500 Seri Klasik Tahun 1994.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Boeing 737-500 Seri Klasik Tahun 1994. /Twitter/flightradar24

SEMARANGKU — Pada hari Sabtu, 9 Januari 2021 Pesawat Sriwijaya Air hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan Pontianak.

Pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak ini membawa 50 penumpang dan 12 awak pesawat. Pihak berwenang mengatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air jatuh ke laut Jawa.

Menurut situs web pelacak penerbangan FlightRadar24, pesawat Sriwijaya Air kehilangan ketinggian lebih dari 10.000 kaki dalam waktu kurang dari satu menit.

Baca Juga: Iran Tegas Soal Vaksin, Presiden Hassan Rouhani: Rakyat Bukan Untuk Uji Coba Vaksin Asing

Baca Juga: Merinding! Ramalan Mbak You untuk 2021: Insiden Pesawat Jatuh, Hingga Penjarahan Besar

Nelayan disekitar Pulau Seribu mengatakan bahwa ia menemukan beberapa puing dari pesawat yang telah ditemukan di dalam air.

Pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak adalah pesawat Boeing 737-500. Pesawat berusia 26 tahun, bagian dari seri "Classic" 737 yang selesai diproduksi pada 1999.

Richard Aboulafia, seorang analis penerbangan di Teal Group, tidak membenarkan kecelakaan itu akibat cacat desain pada model tersebut.

Baca Juga: TNI AU Siagakan Dua Alat Canggih untuk Bantu Operasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Baca Juga: Soroti Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air, Netizen Ramai-ramai Doakan Basarnas, Ini Alasannya!

"Ini bahkan bukan model sebelum Max, ini telah beroperasi selama 30 tahun sehingga tidak mungkin terjadi kesalahan desain," katanya kepada Bloomberg yang dilansir dari Insider.

Ia mengatakan bukan hal yang tidak biasa bagi pesawat yang sudah tua untuk terbang, telah banyak pesawat yang masih terbang di usia pensiunnya. .

"Dan akan sangat aman dengan asumsi prosedur pemeliharaan yang benar diterapkan dan diberlakukan oleh regulator lokal," tulisnya.

Baca Juga: TNI AU Siagakan Dua Alat Canggih untuk Bantu Operasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Baca Juga: Soroti Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air, Netizen Ramai-ramai Doakan Basarnas, Ini Alasannya!

Kecelakaan itu terjadi di tengah periode tahun yang sulit bagi Boeing.

Sebelum ini juga Pada Oktober 2018 dan Maret 2019, dua pesawat model Boeing 737 Max jatuh dan mengorbankan 364 orang.

Pada akhir tahun 2020, setelah penyelidikan intensif, Administrasi Penerbangan Federal mengizinkan 737 Max terbang lagi.

Minggu ini, pihak Boeing setuju untuk membayar denda pidana $2,5 miliar untuk menyelesaikan tuduhan konspirasi penipuan terkait dengan skandal 737 Max-nya.

Baca Juga: Sosok Kapten Afwan, Pilot Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, di Mata Tetangga, Selalu Lakukan Hal-hal Ini

Baca Juga: Dirut Sriwijaya Air Sediakan Posko Informasi Terkait Hilangnya Pesawat SJ 182 di 2 Kota, Ini Katanya

CEO Boeing David Calhoun mengatakan itu adalah pilihan yang tepat bagi perusahaan. "Resolusi ini merupakan pengingat serius bagi kita semua betapa pentingnya kewajiban transparansi kita kepada regulator, dan konsekuensi yang dapat dihadapi perusahaan kita jika ada di antara kita yang tidak memenuhi harapan tersebut." katanya dikutip dari Insider.***

Editor: Risco Ferdian

Sumber: insider


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x