Awas! Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Warga Diminta Segera Lakukan Ini

- 7 Januari 2021, 13:34 WIB
Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran awan panas, Kamis 7 Januari sekitar pukul 08.02 WIB.
Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran awan panas, Kamis 7 Januari sekitar pukul 08.02 WIB. /Dokumen BPPTKG

SEMARANGKU - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Kamis pagi, 7 Januari 2021 mengeluarkan awan panas guguran pertama dengan tinggi kolom asap 200 meter dari puncak.

Gunung Merapi mengeluarkan awan panas setinggi 200 meter. Gunung Merapi pagi hari ini, 7 Januari 2021 mengeluarkan awan panas.

Fenomena awan panas di Gunung merapi ini terekam di seismogram pada pukul 08.02 WIB itu memiliki durasi 154 detik dengan amplitudo maksimum 28 mm, menurut keterangan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida di Yogyakarta, yang dikutip dari Antara News.

Baca Juga: Inggris Tanggapi Aksi Rusuh Pendukung Donald Trump di Capitol Hill, Boris Johnson: Memalukan!

Baca Juga: Polda Jateng Ajak Latihan TNI Menembak di Tawangmangu, Persiapan Menghadapi Huru-hara Apa Lagi?

Karena awan panas tersebut tertutup kabut, menurut Hanik, jarak luncur awan panas guguran tidak teramati. Tetapi dilihat dari durasinya, ia memperkirakan jarak luncur masih kurang dari satu kilometer dari puncak. "Karena itu kan tertutup kabut, dari atas kelihatan di pucuknya saja. Kalau melihat durasinya ini jaraknya pendek, ya kurang dari satu kilometer," Ungkap Hanik.

Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta hari ini mencapai status siaga atau level III. Menurut Hanik, ada potensi baya akibat erupsi Gunung Merapi yang diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak. "Potensinya belum sampai lebih dari lima kilometer," kata Hanik.

Hanik juga memperkirakan gundukan yang beberapa waktu lagu terpantau di puncak Gunung Merapi adalah asal muasal awan panas tersebut. Ia mengaku belum menerima laporan adanya hujan abu akibat guguran itu. Karena volume awan panas belum dalam skala besar, ia menilai potensi munculnya hujan abu masih kecil.

Baca Juga: Pendukung Donald Trump Kisruh di Capitol Hill, Emmnauel Macron: Bukan Amerika!

Halaman:

Editor: Risco Ferdian

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x