Leptospirosis, Penyakit Apakah itu dan Bagaimana Cara pengobatannya?

- 10 Maret 2023, 09:35 WIB
Leptospirosis sendiri merupakan sebuah penyakit yang muncul pada hewan yang terkontaminasi bakteri.
Leptospirosis sendiri merupakan sebuah penyakit yang muncul pada hewan yang terkontaminasi bakteri. /dinkes.kalbarprov.go.id/
 
SEMARANGKU - Penyakit leptospirosis akhir-akhir ini kasusnya diberitakan meningkat di beberapa daerah di Indonesia.
 
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan pada Desember 2022 terdapat 1.408 kasus leptospirosis, sebanyak 139 kasus di antaranya dinyatakan meninggal.
 
Beberapa daerah dengan laju kasus Leptospirosis tinggi pada periode tersebut di antaranya Jawa Tengah dengan 502 kasus dan Case Fatality Rate (CFR) berkisar 13.94 persen.
 
Kemudian Jawa Timur mencapai 401 kasus dengan CFR 3,49 persen, ada juga Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 235 kasus dan CFR 5,53 persen.
 
 
Disusul Jawa Barat dengan 187 kasus dan CFR 16,04 Persen, serta Banten dengan 64 kasus dengan CFR 18,75 persen.
 
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Semarang Dr dr. Muchlis Achsan Udji Sofro SpPD KPTI MKM FINASIM mengungkap penyebab hingga penanganan yang tepat terhadap penyakit leptospirosis.
 
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri  Leptospira interrogans. Penyakit ini biasanya terjadi di daerah rawan banjir atau yang memiliki genangan air seperti area persawahan.
 
 
"Selain itu biasa dialami juga oleh orang yang hygiene (kebersihannya) tidak terjaga seperti jarang cuci tangan, memiliki luka terbuka yang tidak diobati terutama kulit pecah-pecah," kata Muchlis dalam acara daring bersama media, Rabu 8 Maret 2023, dilansir dari Antaranews.
 
Bakteri Leptospira bisa menjangkiti manusia melalui urin tikus yang masuk ke genangan air atau banjir sehingga akhirnya menyebabkan manusia mengalami Leptospirosis.
 
Penyakit ini umumnya menjangkiti orang dewasa karena mobilitas orang dewasa di tengah kondisi banjir lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak sehingga potensi terinfeksinya juga lebih besar.
 
Menurut Ketua Divisi Penyakit Infeksi KSM Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang itu gejala umum yang dialami penderita Leptospirosis adalah:
 
1. Gejala ringan: demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot.
 
2. Gejala Leptospirosis akut: biasanya dapat terjadi infeksi pada organ tubuh penting lainnya, ditandai dengan pendarahan seperti gusi berdarah atau batuk berdarah serta kulit yang menguning.
 
Muchlis mengatakan apabila seseorang mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat segera ditangani.
 
"Pengobatan Leptospirosis itu dalam keadaan ringan atau sedang, 85 persen mudah sekali, cukup diberikan antibiotik doksisiklin dan amoksisilin. Selama tujuh hari pengobatan sudah selesai,"ujar Muchlis.
 
Meski demikian untuk orang yang dinyatakan mengalami leptospirosis akut akan mendapatkan khusus di rumah sakit dengan injeksi cefriaxone.
 
Karena biasanya leptospirosis akut bisa menyebabkan kerusakan lainnya pada organ-organ penting seperti jantung (miokarditis), hati (hepatitis), hingga ginjal.
 
Apabila tidak ditangani dengan tepat leptospirosis dapat menyebabkan kematian.
 
Sebagai langkah pencegahan dari penyakit Leptospirosis ini, Muchlis menyarankan khususnya untuk masyarakat di daerah rawan banjir agar dapat terus menjaga kebersihannya.***
 

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x