SEMARANGKU - Seseorang yang memproses kejadian atau peristiwa lebih dari yang lain bisa saja tergolong pada anak yang sangat sensitif.
Istilah anak yang sangat sensitif ini muncul pada pertengahan 1990-an oleh psikolog Elaine dan Arthur Aron.
Selama bertahun-tahun, masyarakat menganggap orang yang sangat sensitif sebagai orang yang terlalu banyak berpikir atau orang yang menganggap sesuatu terlalu pribadi. Mereka dianggap sensitif, sensitif, dan pemeliharaannya tinggi. Banyak yang salah didiagnosis sebagai autis.
Baca Juga: Jangan Hina Anak Hasil Zina Orang Tuanya! Buya Yahya: Menjadi Seorang Kekasih Allah
Meski autisme dan sensitivitas tinggi mengalami kepekaan terhadap lingkungan mereka, namun belum tentu sama.
Berikut ini ciri-ciri atau tanda seorang yang sangat sensitif dilansir dari laman psych2go.net.
Cepat melihat perubahan halus di lingkungan sekitar
Seorang yang sensitif memiliki sistem saraf yang lebih dalam sehingga dapat menangkap sinyal perubahan meski halus dari lingkungan sekitarnya. Akibatnya dia akan lebih banyak stres dan pemikiran terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Baca Juga: Fenomena Bahasa dan Istilah Anak Jaksel, Melatih Percaya Diri Ngomong Bahasa Inggris