4 Kebiasaan Toxic yang Sering Dilakukan Pada Diri Sendiri, Terkadang Tidak Disadari

28 Februari 2023, 21:00 WIB
4 Kebiasaan Toxic yang Sering Dilakukan Pada Diri Sendiri, Terkadang Tidak Disadari /Pixabay/Hieu Van

SEMARANGKU - 4 kebiasaan toxic yang sering dilakukan pada diri sendiri, terkadang tidak disadari.

Terkadang kita melakukan sesuatu yang melebihi batas dari kemampuan kita dengan tujuan merasa lebih baik padahal terkadang apa yang dilakukan tersebut dapat menyebabkan toxic yang akhirnya merugikan diri kita sendiri.

Bahkan seringkali keadaan toxic tersebut tidak kita sadari sehingga terjadi terus menerus dan menjadi kebiasaan. 

Dikutip dari akun instagram @mudahbergaul, berikut adalah beberapa 4 kebiasaan toxic yang sering dilakukan pada diri sendiri tetapi tidak kita sadari.

Baca Juga: Hubungan Toxic Bisa Diperbaiki? Ini Tanda Hubungan Toxic yang Bisa Diperbaiki dan Caranya

1. People Pleaser

Dilansir dari Katarina dalam naskah tulisannya di Universitas Multimedia Nusantara,  people pleaser merupakan orang yang terlalu peduli dengan pemikiran orang lain akan dirinya dan selalu membutuhkan persetujuan orang lain untuk melakukan sesuatu.  

Kebiasaan tersebut dapat memberikan dampak buruk bagi pelakunya seperti kurang percaya diri, harga diri yang rendah, bersikap egois, merasa terbebani dan kesal dan tidak memiliki keputusan sendiri.

Seorang people pleaser biasanya menunjukkan sikap tergantung dari bagaimana orang menyukai dirinya. Selain itu, people pleaser memiliki ciri-ciri sulit untuk berkata “Tidak”, hal ini menyebabkan dirinya tidak dapat memprioritaskan dirinya dan selalu mengutamakan orang lain, disisi lain dia merasakan lelah dan membenci keadaan tersebut. 

Baca Juga: Merasa Tidak Bahagia dengan Hubungan yang Sedang Dijalani? Kenali Tanda-Tanda Hubungan Toxic Disini

Akibat itu pula, seorang people pleaser menjadi sulit meminta tolong pada orang lain. Hal ini disebut dengan hyper-independence. Menurut @mudahbergaul, hyper-independence merupakan tindakan memaksakan diri untuk melakukan segala sesuatu sendirian dan takut untuk meminta bantuan. 

2. Toxic Positivity

Dilansir dari Monica dalam Psychopreneur Journal, toxic positivity adalah kepercayaan bahwa seberapa sulit keadaan seseorang harus mempertahankan pikiran positif. Artinya Ia hanya berfokus pada hal-hal yang positif meskipun keadaan tidak membaik dan mengabaikan apapun yang memicu emosi negatif. 

Namun, mengabaikan atau tidak menghiraukan emosi negatif justru akan memperbesar emosi tersebut karena individu yang menahan emosinya yang tidak mengenakkan atau berperilaku seperti tidak terjadi apa-apa.

3. Prokrastinasi

Dilansir dari Kusnul dalam Jurnal Psikologi Indonesia, Prokrastinasi umumnya dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan berhubungan dengan faktor motivasi yang rendah, sifat perfeksionis, manajemen waktu yang rendah, dan lain-lain.

Prokrastinasi adalah aktivitas menangguhkan atau menunda sesuatu atau pekerjaan dan dianggap sebagai kegagalan dalam pengaturan diri. 

Prokrastinasi terbagi menjadi dua yaitu prokrastinasi fungsional dan prokrastinasi disfungsional. Prokrastinasi fungsional adalah penundaan yanng bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat, sedangkan prokrastinasi disfungsional adalah penundaan tanpa alasan atau tujuan tertentu. 

4. Over-Perfectionist

Dilansir dari Angela dalam Jurnal Psikologi Pendidikan, Perfeksionis merupakan standar kinerja yang tinggi dan kecenderungan untuk mengevaluasi terlalu kritis terhadap sesuatu. Seorang yang perfectionist rentan terhadap masalah kesehatan, penurunan produktivitas, masalah hubungan, dan rendahnya harga diri. 

Bersifat perfectionist tidak ada salahnya, tetapi jika terlalu berlebihan hal tersebut malah membuat pikiran stress dan stuck. ***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler