Cara Penyusunan Teori dalam Penelitian Kualitatif

8 Oktober 2021, 09:00 WIB
Cara Penyusunan Teori dalam Penelitian Kualitatif /Pixabay/Pexels

SEMARANGKU - Artikel ii akan menyajikan kepada anda tentang cara penyususnan teori dalam penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Namun, penelitian kualitatif menunjuk pada segi alamiah, kualitas, dan tidak mengadakan penghitungan.

Baca Juga: Laporan Penelitian Mulai Terkuak, Facebook Ternyata Sadar Instagram Memiliki Efek Buruk Bagi Remaja Perempuan

Dalam penyusunan teori dalam penelitian kualitatif harus mengikuti beberapa caranya.

Adapun cara penyusunan teori dalam penelitian kualitatif di antaranya adalah sebagai berikaut:

1. Batasan Teori.
Semua kajian ilmiah pasti membutuhkan teori sebagai landasan pijakan dalam kerangka berpikir dan pengembangan metode penelitiannya.

Oleh sebab itu, posisi teori dalam kajian
ilmiah adalah sebuah keniscayaan.

Menurut Wiersma, teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.

Pada bagian ini teori memiliki empat fungsi yaitu, Pertama, mensistematiskan penemuan-penemuan penelitian.

Baca Juga: Tolak Teori Kebocoran Laboratorium Wuhan, Ilmuwan Ini Ternyata Mendanai Penelitian Virus Corona di China

Kedua, menjadi pendorong untuk penyusunan hipotesis dan membimbing peneliti memperoleh jawaban.

Ketiga, membuatramalan atas dasar penemuan.

Keempat, menyajikan penjelasan penjelasan.

Dari seluruh uraian tentang teori di atas, dapat
disampaikan batasan pengertian teori.

Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis antara dua konsep atau lebih yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

2. Kepekaan Teoretik Peneliti.
Dalam penelitian kualitatif, sangat diperlukan adanya
kepekaan teoretik peneliti.

Kepekaan teoretik mengacu pada kualitas keilmuan bagi pribadi peneliti.

Kualitas yang dimaksud adalah adanya kesadaran akan peliknya makna data dan fungsinya bagi penelitian kualitatif.

Kepekaan teoretik bisa diperoleh dari sejumlah sumber. Di antaranya ialah pengalaman profesi, pengalaman pribadi, proses analisis, dan literatur.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti perlu menjelaskan terjadinya suatu fenomena atas dasar kerangka teoretik yang tersusun selama penelitian berlangsung.

Dengan demikian peneliti tidak perlu terhambat oleh keharusan untuk mengikuti teori yang terdapat dalam berbagai literatur yang telah dibangun sebelumnya.

Sebab mungkin saja teori yang ada tidak sesuai
dengan kenyataan yang ditemukannya di lapangan.

3. Mapping Teor.
Agar seorang peneliti memiliki wawasan yang cukup
tentang penerapan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitiannya, maka perlu melakukan mapping terlebih dahulu.

Menurut Bungin mapping teori dapat
dilakukan dengan beberapa cara di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Membaca penelitian yang terdahulu.
b. Membaca Teori yang Relevan.
c. Memperhatikan Pendapat Pakar dalam Bidangnya.

4. Penyusunan Teori.
Pada bagian ini terdapat dua macam teori dalam penelitian kualitatif, yaitu teori subtantif dan teori formal.

Teori subtantif merupakan teori yang dikembangkan untuk keperluan subtantif atau empirisme dalam inquiry suatu ilmu pengetahuan.

Sedangkan teori formal merupakan teori yang disusun
secara konseptual dalam bidang inquiry suatu ilmu
pengetahuan.

Kedua jenis teori ini sesungguhnya berbeda dalam hal
derajat keumumannya, namun penerapannya sering bergantian.

Perbedaan dari kedua ini, bahwa teori subtantif diperoleh melalui perbandingan antar kelompok.

Sedangkan teori formal diperoleh melalui perbandingan berbagai teori subtantif.

Dilansir dari buku yang berjudul metode penelitian kualitatif dalam pendidikan bahasa. diterbitkan pada tahun 2014. karya Dr. Farida Nugrahani, M.Hum.

Demikian pejabaran tentang ara penyusunan teori dalam penelitian kualitatif.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler