Fiqih Ramadhan: Bahaya Lisan Penggugur Pahala Puasa, Kenapa Bisa? Simak Penjelasannya Beserta Dalilnya

- 28 Maret 2023, 11:50 WIB
Fiqih Ramadhan: Bahaya Lisan Penggugur Pahala Puasa, Kenapa Bisa? Simak Penjelasannya Beserta Dalilnya
Fiqih Ramadhan: Bahaya Lisan Penggugur Pahala Puasa, Kenapa Bisa? Simak Penjelasannya Beserta Dalilnya /PIXABAY/ThomasWolter

Meskipun kita banyak bangun malam, tapi ketika berhubungan dengan orang perkataan kita menyakiti hati mereka maka hal itu akan sia-sia. Jadi haruslah pandai menata lisan kita sehingga orang lain tidak tersakiti. 

Kemudian ada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, ia berkata: “Hadits ini shahih sesuai standar keshahihan hadits menurut Imam Muslim”. 

Hadits ini diriwayatkan juga dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda: 

 لَيْسَ الصِّيَامُ مِنْ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ فَقَطْ الصِّيَامُ مِنْ اللَّغْو وَالرَّفَثِ 

 

Artinya, "Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum saja, puasa adalah menahan diri dari perkataan sia-sia dan keji".

Dalam hadits yang ketiga ini Rasulullah SAW jelas dan gamblang mengatakan bahwa ibadah puasa bukanlah sekedar menahan lapar dan dahaga saja melainkan kita juga dituntut untuk menahan diri perkataan sia-sia dan keji yang itu semua bersumber dari hawa nafsu kita. 

Ketiga hadits di atas kesemuanya adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh para shahabat yang membersamai Rasulullah SAW, seperti Abu Hurairah dan disampaikan oleh ahli hadits seperti Imam Bukhari yang tidak diragukan lagi keabsahannya. 

Kemudian apa saja perkataan yang sia-sia dan keji yang dimaksud di hadits tersebut? 

Perkataan yang dimaksud adalah perkataan yang tidak ada nilai faedahnya dan keji seperti bergunjing, ghibah, memaki orang lain, berkata dusta, memfitnah orang lain, berkata dengan  kata-kata kasar atau perkataan-perkataan yang dapat menyakiti hati orang lain. 

Halaman:

Editor: Fitriyatur Rosidah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x