Benarkah Setan dibelenggu di Bulan Ramadhan? Penjelasan Makna Hadits Rasulullah SAW 

- 24 Maret 2023, 16:35 WIB
Benarkah Setan dibelenggu di Bulan Ramadhan? Penjelasan Makna Hadits Rasulullah SAW  /
Benarkah Setan dibelenggu di Bulan Ramadhan? Penjelasan Makna Hadits Rasulullah SAW  / /PIXABAY/@sananthropis

SEMARANGKU - Ungkapan setan dibelenggu di bulan Ramadhan bersumber dari hadits Rasulullah SAW, lalu apa maknanya?

Dari hadits riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda, ”Jika tiba waktu awal malam di bulan ramadhan, maka setan-setan dan pemimpin-pemimpinnya dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada yang ditutup.”

Rasulullah SAW telah bersabda tidak ada setan yang akan menggoda umat Islam ketika waktu bulan Ramadhan tiba.

Semua ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW bersumber dari wahyu Allah SWT, dan wajib kita imani.

Baca Juga: Info Jadwal Buka Puasa Ramadhan Wilayah Kab. Banjarnegara Jawa Tengah 24 Maret 2023, Berikut Penjelasannya!

Lantas mengapa masih banyak yang tergoda untuk melakukan maksiat dan meninggalkan puasa di bulan Ramadhan?

Ibnu Hajar Asqalani dalam kitab Fathul Bari menyampaikan bahwa makna hadits ini adalah setan tidak akan mudah menggoda umat manusia di bulan Ramadhan, dibandingkan bulan lainnya, sehingga manusia sulit terjerumus dalam kemaksiatan.

Filosofi setan dibelenggu merupakan ungkapan, upaya manusia untuk melepaskan diri dari pengaruh keburukan, yang masuk ke hati, tindakan, dan perilaku. 

Baca Juga: Dzikir Pagi, Amalan yang Baik Dilakukan Untuk Mengawali Puasa Selama Ramadhan: Segera Jalankan

Allah SWT dengan segala kekuasaan-Nya, telah mengizinkan iblis dan anak cucunya untuk menggoda manusia agar menjadi temannya di neraka kelak.

Apakah mungkin Allah SWT mengingkari janji-Nya? Tentu saja tidak. Sesungguhnya manusia sendirilah yang membelenggu setan di bulan Ramadhan.

Pada bulan Ramadhan, manusia akan banyak berbuat kebaikan, berpuasa, berdzikir, membaca Al-Qur’an, sholat di malam hari, dan bangun untuk makan sahur.

Sehingga segala bentuk ibadah yang terus dilakukan dari bangun tidur hingga kembali tidur menjadi perisai manusia dari kemaksiatan.

Bulan Ramadhan memberi kesempatan yang Allah SWT berikan kepada manusia untuk menundukkan nafsu, dan memperkuat kendali diri dari pengaruh setan.

Setan juga tidak akan mudah mendekatkan diri kepada orang yang ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah untuk Allah SWT.

Maka, apabila masih ada manusia yang tetap saja berbuat kemaksiatan pada bulan Ramadhan, pada dasarnya hatinya telah tertutup untuk hal-hal yang bersifat kebaikan dan amal saleh.

Seperti yang Allah SWT firmankan di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 18,

“(Mereka) tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak akan kembali.” 

Ibnu Abbas menerangkan bahwa mereka tidak dapat mendengar petunjuk, tidak dapat melihatnya, dan tidak dapat pula memahaminya. 

Perumpamaan orang-orang ini adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah SWT hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. 

Mereka tuli, bisu, dan buta, maka mereka tidak akan kembali (ke jalan yang benar).

Maka benarlah Hadits Rasulullah SAW bahwa setan dibelenggu di bulan Ramadhan, mereka dibelenggu oleh ketaatan manusia dalam beribadah kepada Allah SWT.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x