Memahami Apa Itu Stoikisme? Inilah Aliran Filsafat Yang Tak Bentrok Dengan Agama Manapun

- 5 Februari 2022, 21:00 WIB
Memahami Apa Itu Stoikisme? Inilah Aliran Filsafat Yang Tak Bentrok Dengan Agama Manapun
Memahami Apa Itu Stoikisme? Inilah Aliran Filsafat Yang Tak Bentrok Dengan Agama Manapun /Pixabay / Geralt



SEMARANGKU - Stoicisme atau Stoikisme bukanlah kepercayaan agama melainkan aliran filsafat yang membantu Anda mengendalikan emosi negatif untuk menerapkan kebahagiaan serta rasa syukur.

Filosofi Stoikisme sebagai salah satu hal yang sekarang banyak dianut oleh masyarakat untuk memperoleh pola pikir lebih sehat.

Banyak tokoh yang mempraktikkan stoikisme seperti Raditya Dika, Ferry Irwandi bahkan telah mendunia hingga Steve Jobs.

Lantas, apa sesungguhnya Stoicisme atau Stoikisme itu?, sebagaimana dilansir dari video di channel Youtube Ferry Irwandi, inilah makna dari aliran Filsafat Stoikisme.

Baca Juga: Keluarga Jongkis yang Beragam Tinggal di Kawasan Pecinan Semarang, Satu Rumah Ada Tiga Agama

Menurut teologi, Stoicisme tidak tumpang tindih dengan kepercayaan atau agama apapun, termasuk Islam. Sebab Islam sendiri mengajarkan tawakal, muallaq, mubram jadi tidak berbenturan.

Definisi Stoicism begitu kompleks sebab cakupannya sangat luas karena cara hidup yang mengutamakan dua hal antara dimensi internal dan eksternal.

Dimensi internal ialah segala sesuatu yang berada dalam kontrol penuh seperti etos kerja, loyalitas, profesionalitas, suara, semua berada di bawah kendali penuh.

Sementara dimensi eksternal ialah hal yang berada di luar kontrol yang sama sekali gak bisa anda kendalikan, misalnya pendapat orang lain, respon seseorang.

Anda melakukan aksi maka seseorang bakal bereaksi atas tindakan Anda yang seluruhnya di luar kontrol Anda.

Baca Juga: Nama Upacara Keagamaan Islam, Kristen, Hindu, Konghucu, Budha dan Katolik, Cek di Sini

Problemnya kebanyakan manusia mengaitkan aspek kepuasan dan kebahagiaan pada dimensi eksternal yang gak bisa dikendalikan.

Stoikisme hadir untuk menyadarkan kita bahwa aspek kebahagiaan dan kepuasan bisa dipindahkan dari dimensi eksternal ke internal yang menjadi fundamental dari ajaran filsafat ini.

Mayoritas orang, seakan akan hidup itu soal gimana kita diakui orang dan gimana kita dilihat orang, dan Stoicisme ialah obat paling manjur untuk menghadapi kemajuan era media sosial.

Belajarlah untuk gak masalah dianggap orang gagal, dan itu sesuai yang diajarkan Sayyidina Ali sebab Stoicisme membantu menciptakan kebahagiaan dan ketenangan.

Penganut Stoikisme dikenal sebagai Stoik, punya arah supaya punya jiwa yang semakin tenang menghadapi segala hal di luar kendalinya.

Stoikisme mendidik metode untuk selalu tenang terlebih saat menghadapi kondisi susah atau tidak terduga. Tujuan penting dari stoikisme ialah pengendalian diri.

Jadi , Stoik percaya bahwa mereka dapat mengatur perasaan pada sesuatu keadaan, tapi mereka memegang kendali.

Seorang Stoic hanya dapat memastikan bahwa sikap dan tindakannya seirama dengan yang diperlukan. Semakin seseorang mencoba mengontrol apa yang di luar kendali, maka jadi kian frustasi.

Filsafat Stoikisme bakal bikin seseorang jadi tidak resah dengan yang berada di luar kontrol mereka, seperti penafsiran orang lain dan respon orang lain terhadap mereka.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x