Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Pelajaran

- 8 Oktober 2021, 10:15 WIB
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Pelajaran
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Pelajaran /Pixabay/ArtTower

SEMARANGKU - Artikel ini akan menjelaskan kepada anda tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai pelajaran.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirayakan masyrakat Indonesia, pasti memiliki kesan berupa pelajaran yang dapat diambil manfaatnya.

Tentu saja pelajaran bagi seluruh umat, karena peringatan maulid yang dirayakan merupakan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi Muhammad Sebagai Nilai Pendidikan bagi Seluruh Umat

Alas mendasar, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai pelajar, karena ada banyak sekali sesuatu yang berharga pada kepribadian dan kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Adapun pelajaran dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi umat.

Selain sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid nabi juga memiliki tiga pelajaran yang dapat diambil hikmahnya.

Adapun tiga pelajaran tersebut di antaraanya adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Berbagai Praktek dalam Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masyarakat Indonesia

Pertama, meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW. adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan.

Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan istri, kecintaan terhadap harta, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri.

Nabi Muhammad bersabda, "Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya" (HR.Bukhari).

Kedua, meneladani perilaku dan perbuatan mulia Nabi Muhammad SAW dalam setiap gerak kehidupan kita.

Allah SWT Bersabda, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah" (QS. Al-Ahzab: 21).

Kita tanamkan keteladanan Rasul ini dalam keseharian kita, mulai hal terkecil, hingga paling besar, mulai kehidupan duniawi, hingga urusan akhirat.

Adapun sifat-sifat nabi yang hendak kita contoh di antaranya adalah sebagai berikut:

Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya.

Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya.

Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan kitman.

Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh.

Ketiga, melestarikan ajaran dan misi perjuangan Nabi Muhammad SAW, dan juga
para Nabi.

Sesaat sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rasul meninggalkan pesan pada umat yang amat dicintainya ini.

Rasulullah SAW bersabda, “Aku tinggalkan pada kalian dua hal, kalian tidak akan
tersesat dengannya, yakni Kitabullah dan sunnah Nabinya SAW” (HR. Malik).

Dilansir dari jurnal yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW. Karya Mushihul Hasan, M.Pd.I. Tertbit tahun 2015.

Demikian penjelasan tentang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai pelajaran bagi seluruh umat.***

Editor: Risco Ferdian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah