Kisah Awal Mula Sholat Tarawih Menjadi Sunnah Rasulullah pada Malam Bulan Ramadhan

23 Maret 2023, 19:01 WIB
Kisah Awal Mula Sholat Tarawih Menjadi Sunnah Rasulullah pada Malam Bulan Ramadhan /Instagram @WMNGOVSA

 

SEMARANGKU - Kisah awal mula sholat Tarawih pada malam bulan Ramadhan menjadi sunnah, bermula pada masa kehidupan Rasulullah SAW di Madinah.

Sholat Tarawih pada malam bulan Ramadhan, adalah sebuah sunnah yang dilakukan Rasulullah SAW yang kemudian diikuti orang-orang. 

Tarawih adalah nama sholat sunnah berjamaah setelah shalat isya yang dicontohkan Rasulullah Saw.

Baca Juga: Tentang Amal dan Surga, Gus Baha: Masuk Surga itu Karena Rahmat Allah, Bukan sebab Amal Ibadah Manusia

Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan para sahabat untuk melakukan sholat Tarawih pada malam Ramadhan, tanpa mewajibkannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa melakukan sholat pada malam bulan Ramadhan dengan iman, dan mengharap ridha Allah SWT, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Dan orang-orang yang melakukan sholat Tarawih, dia telah melakukan qiyam Ramadhan.

Aisyah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW keluar pada suatu malam di bulan Ramadhan, lalu beliau melaksanakan sholat di masjid. Orang-orang pun ikut sholat bersama Nabi. 

Pagi harinya, mereka berbicara tentang kejadian tersebut. Malam harinya, orang-orang berkumpul lebih banyak daripada malam sebelumnya, untuk sholat bersama Rasulullah SAW.

Esok paginya, orang-orang kembali berbincang tentang sholat malam tersebut. Pada malam harinya, jemaah bertambah semakin banyak, orang-orang hadir di masjid menunggu untuk sholat bersama Rasulullah SAW.

Pada malam keempat, masjid dipenuhi para jemaah yang menunggu kedatangan Rasulullah. Namun, Rasulullah baru datang ketika waktu Subuh. 

Setelah selesai sholat subuh, Rasulullah SAW berdiri menghadap orang banyak dan membaca syahadat, kemudian bersabda, 

“Amma ba'du, sesungguhnya aku bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam). Akan tetapi aku takut nanti menjadi diwajibkan (sholat Tarawih) atas kalian, sehingga kalian menjadi berat karenanya.”

Setelah itu sholat Tarawih dilakukan secara munfarid (sendiri-sendiri) hingga Rasulullah SAW wafat.

Kebiasaan sholat Tarawih munfarid masih dilakukan di era kekhalifahan sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq, hingga era awal khalifah Umar bin Khattab.

Suatu ketika sayyidina Umar bin Khattab keluar ke masjid bersama Abdurrahman bin Abdul Qari, kemudian mereka melihat orang-orang shalat tarawih dalam beberapa kelompok.

Ada yang sholat sendirian, ada yang berjamaah bersama beberapa orang. Saat melihat itu, Sayyidina Umar berkata pada Abdurrahman,

“Seandainya aku menyatukan mereka dengan satu imam, tentu lebih baik.” ucapnya.

Baca Juga: Macam-Macam Adab Berbuka Puasa di Rumah Sendiri yang Dianjurkan oleh Rasulullah SAW 

Sebagai khalifah, Umar bin Khattab kemudian mengumpulkan umat muslim yang hendak sholat Tarawih, dan melaksanakan sholat berjemaah yang diimami oleh Ubay bin Ka’ab r.a.

Dalam riwayat tidak dijelaskan berapa rakaat yang dilakukan Ubay bin Ka’ab. Jumlahnya diperselisihkan apakah 11 rakaat, 13 rakaat, atau 21 rakaat (termasuk Witir).

Hingga saat ini, sholat Tarawih dilakukan secara berjamaah di seluruh dunia, walau ada juga yang melakukan di rumah.

Melaksanakan sholat Tarawih berarti menghidupkan malam pada bulan Ramadhan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.***

Editor: Fitriyatur Rosidah

Tags

Terkini

Terpopuler