Hukum Niat dan Batas Waktu Niat Puasa Ramadhan Yang Belum Diketahui Banyak Umat Islam

22 Maret 2023, 18:32 WIB
Hukum Niat dan Batas Waktu Niat Puasa Ramadhan Yang Belum Diketahui Banyak Umat Islam / /wirestock/Freepik

SEMARANGKU - Salah satu yang penting dalam ibadah puasa Ramadhan adalah masalah niat yang wajib hukumnya. Bagaimana niat puasa Ramadhan yang benar, dan kapan batas waktu untuk berniat?

Meski sebagian ulama berpendapat niat tidak sampai menjadi rukun puasa Ramadhan, -rukun adalah suatu hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam ibadah-, atau menjadi syarat menurut ulama yang lain. 

Perbedaan in hanya wacana keilmuan, tidak mempengaruhi amal, selama semua ulama sepakat bahwa itu merupakan kewajiban.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah 1-10 Ramadhan 2023 Wilayah Kabupaten Banyumas dan Sekitarnya

1. Hukum niat puasa Ramadhan

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan dari apa yang ia niatkan.”

Allah Swt tidak menerima ibadah hamba-Nya, kecuali disertai niat. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Swt berfirman,

“Setiap amal manusia itu bagi dirinya sendiri, kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku memberikan pahala dengan puasanya. Menahan rasa lapar dan hawa nafsunya karena-Ku.”

Baca Juga: Niat Puasa Ramadhan dan Buka Puasa Serta Artinya Lengkap, Ditulis Menggunakan Tulisan Alfabet

Niat adalah berniat melaksanakan ibadah demi menjalankan perintah Allah Swt. 

Bukan untuk kepentingan dunia, seperti puasa agar berat badan berkurang atau tujuan berolahraga, atau alasan lainnya. Ada juga sebagian orang yang sibuk, sehingga lupa makan dan minum hingga matahari terbenam.

Semua itu bukanlah puasa Ramadhan yang syar’i. Barangsiapa meninggalkan makan, minum, dan hawa nafsunya selain karena Allah Swt, maka ia belum berpuasa menurut ketentuan syariat.

Mengucapkan niat dengan lisan bukanlah tuntutan. Niat itu tempatnya di hati, karena niat menguatkan hati untuk mengerjakan ibadah.

Tidak terdapat nash agama yang menunjukkan tuntutan mengucapkan niat dengan lisan. Niat itu hadir dan bersemayam dalam hati setiap muslim, yang melaksanakan puasa Ramadhan.

Pelafalan niat diperlukan ketika dalam kondisi uzur yang memperbolehkan seseorang berbuka puasa Ramadhan, seperti sakit, atau bepergian. Atau,

Puasa untuk satu waktu, tetapi pada waktu yang lain berbuka, jika ia kembali berpuasa, ia harus memperbaharui niat untuk membedakan hari ia puasa dan berbuka.

Lafadz niat puasa Ramadhan adalah: 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى 

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis sanati lillāhi ta‘ālā  

“Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’ala.”

2. Batas waktu berniat puasa Ramadhan

Mayoritas ulama fiqih berpendapat bahwa yang wajib adalah berniat puasa sejak malam atau pada sepertiga malam sebelum fajar.

Mazhab abu Hanifah memperbolehkan berpuasa, dengan mengucapkan niat dari malam sampai pertengahan hari.

Ada pula yang berpendapat mengucapkan niat puasa wajib pada malam hari, dan untuk puasa sunnah boleh pada siang hari sebelum matahari terbenam.

Menurut Imam Malik, niat puasa pada malam pertama bulan Ramadhan sudah cukup untuk puasa sebulan penuh, tanpa perlu memperbaharui niat setiap malamnya.

Imam Malik berpendapat bahwa puasa Ramadhan itu merupakan satu paket amalan dan ibadah, sekalipun dilakukan dalam beberapa hari.

Namun pada prinsipnya, yang akan diganjar oleh Allah Swt adalah jika puasa itu diawali dengan niat, baik di awal maupun di akhir, karena tidak ada pahala bagi puasa jika tidak disertai niat.***

Editor: Heru Fajar

Tags

Terkini

Terpopuler