Sejarah Awal Perintah Puasa Kepada Umat Islam dan Puasa Umat-Umat Terdahulu Sebelum Nabi Muhammad Datang

16 Maret 2023, 09:01 WIB
Sejarah Awal Perintah Puasa Kepada Umat Islam dan Puasa Umat-Umat Terdahulu Sebelum Nabi Muhammad Datang /Kabar Cirebon/Screnshot Youtube Muhammad The Messenger of God/

 

SEMARANGKU - Puasa diwajibkan kepada semua mukmin, dan merupakan bagian dari rukun islam. Perintah puasa tertuang langsung dalam al-Qur’an, dalam ayat yang sangat populer, surah al-Baqarah ayat 183. 

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” (al-Baqarah (2): 183).

Kewajiban berpuasa ditujukan untuk orang-orang beriman dari kalangan umat Muhammad Saw. 

Baca Juga: Tips untuk Menolak Ajakan Bukber Puasa Ramadhan 2023 ala Warga Twitter, Ucapkan Kalimat Berikut

Namun, bagaimana sejarah turunnya perintah puasa kepada Rasulullah Saw? Dan berpuasa telah dilakukan oleh umat terdahulu, siapakah mereka? 

Pada permulaan Islam, puasa dilakukan selama 3 hari di setiap bulannya. Puasa ini dilakukan sejak zaman Nabi Nuh A.S. sampai datang perintah puasa ramadhan pada Nabi Muhammad SAW.

Seperti ibadah shalat, puasa juga diwajibkan pada umat Rasulullah secara bertahap.

Pada awalnya Rasulullah berpuasa 3 hari setiap bulannya ketika hijrah ke Madinah. Lalu, Allah SWT menurunkan ayat al-Baqarah ayat 183-184.

Pada awalnya umat mukmin diperbolehkan memilih. Orang yang hendak berpuasa, ia boleh berpuasa, dan orang yang tidak ingin puasa, maka ia memberi makan orang miskin sebagai ganti puasanya.

Pada tahapan kedua, Allah menurunkan ayat lanjutannya, al-Baqarah ayat 185, yang mewajibkan perintah puasa pada bulan Ramadhan, bulan diturunkannya Al-Qur’an.

Maka kewajiban puasa ditetapkan pada orang beriman yang sehat, dan memberikan keringanan kepada orang sakit atau dalam perjalanan, serta ditetapkan memberi makan orang miskin bagi lansia yang tidak kuat untuk berpuasa pada bulan Ramadhan.

Pada tahap ini, para sahabat Rasulullah yang tidak terbiasa berpuasa dalam waktu yang panjang, masih diberi keringanan untuk mengakhiri puasanya jika tidak sanggup, atau sedang ada udzur syar’i.

Setelah hijrah dan iman islam telah merasuk sempurna ke dalam pemeluknya, dan akidah tauhid serta ibadah shalat telah kukuh ditegakkan, maka kewajiban puasa disempurnakan.

Puasa umat-umat terdahulu penganut agama lain

Selain umat islam, puasa juga dilakukan oleh agama lain. Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan pengikut agama-agama lain di zaman dahulu juga melakukan puasa, bedanya ada di tata cara dan niat puasanya.

1. Bangsa Mesir Kuno 

Bangsa Mesir kuno berpuasa untuk membersihkan hati, khususnya di hari raya, semua rakyat akan berpuasa.

2, Bangsa Yunani Kuno

Bangsa Yunani kuno berpuasa dengan mencontoh ritual puasa bangsa Mesir, mereka berpuasa untuk mencari keridhaan dan mendekatkan diri dengan ‘Tuhan’ mereka.

3. Bangsa Yahudi 

Orang Yahudi berpuasa ketika mereka merasa sedih, berduka cita, sakit, dan ketika ada mara bahaya. Bangsa Yahudi berpuasa selama seminggu dalam setiap tahun, sebagai peringatan hancurnya Baitul Maqdis/Yerusalem.

Yahudi juga berpuasa di hari peleburan dosa, 4 hari di awal bulan keempat, kelima, ketujuh, kesepuluh dalam kalender mereka. Umat Yahudi berpuasa sejak terbenam matahari, dan berakhir ketik bintang pertama muncul di malam hari.

4. Puasa Kaum Nasrani

Nabi Isa melakukan puasa sebanyak 40 hari, kemudian datang risalah kenabian. Para pendeta Nasrani mengikuti puasa nabi Isa tersebut. 

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsakiyah 14-20 Maret 2023 Kota Semarang dan Sekitarnya, Cek di Sini! 

Puasa kaum nasrani adalah dengan menahan makan berat atau minum, dan membatasi makan hanya sekali dalam sehari. Namun, mereka diperbolehkan untuk menikmati makanan ringan.

Mayoritas kaum Nasrani berpuasa dengan menahan diri memakan semua yang bernyawa, ada juga yang tidak memakan telur dan buah. Sebagian mencukupkan diri dengan roti kering. 

Dengan berpuasa umat Islam menyempurnakan rukun islamnya dan diharapkan mencapai derajat ketakwaan kepada Allah SWT.***

Editor: Fitriyatur Rosidah

Tags

Terkini

Terpopuler