Sejarah Perkembangan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia

8 Oktober 2021, 08:45 WIB
Sejarah Perkembangan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia /Pixabay/theasad121

SEMARANGKU - Artikel ini akan menyajikan kepada anda tentang sejarah perkembangan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah berlangsung dari dulu, sejak ribuan tahun yang lalu.

Sejarah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW terdapat tiga teori yang menjelaskanya, di antaranya adalah sebagai berikat:

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi Muhammad Sebagai Nilai Pendidikan bagi Seluruh Umat

Pertama, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali di adakan oleh kalangan dinasti Ubaid di Mesir yang berhaluan Syiah Islamiyah.

Mereka berkuasa di Mesir pada tahun 362-567 H atau sekitar abad 4-6 Hijriyah. Mula-mula dirayakan di era kepemimpinan Abu Tamim yang bergelar, Al-Mu’iz Li Dinillah.

Kedua, peringatan maulid di kalangan Ahlus Sunnah, bahkan menurut imam Jalaluddin As-Suyuti termasuk imam ahli hadist dan sejarah yang paling giat mendukung peryaan maulid Nabi Muhammad.

Imam Jalaluddin menjelaskan bahwa orang pertama kali merintis peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri bin Zinuddin bin Baktatin.

Baca Juga: Berbagai Praktek dalam Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masyarakat Indonesia

Sultan Abu Said Muzhaffar Kukabri bin Zinuddin bin Baktatin adalah gubernur irbil wilayah irak. Beliau hidup pada tahun 549-630 H.

Ketiga,perayaan maulid pertama kali di adakan oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi penguasa Dinasti Ayyub di bawah kekuasaan daulah Abbassiyah.

Tujuan beliau untuk meningkatkan semangat jihad kaum muslimin, dalam rangka
menghadapi perang salib melawan kaum salibis dari eropa dan merebut Yerusalem dari tangan kerajaan salibis.

Sejarah perkembangan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia sudah dilakukan oleh Walisongo untuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarik di dalam kehidupan masyarakat.

Tujuan dari Maulid tersebut agar masyarakat dapat mengucapkan syahadatain sebagai pertanda
memeluk agama Islam.

Itulah sebabnya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten.

Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW disebut Gerebeg Mulud.

Kata gerebeg maknanya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Perayaan maulid tersebut lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya.

Di samping Gerebeg Mulud, ada juga perayaan Gerebeg Poso (menyambut Idul Fitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Idul Adha).

Dilansir dari jurnal yang berjudul Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Maulid Nabi Muhammad SAW. Karya Mushihul Hasan, M.Pd.I. Terbit tahun 2015.

Demikian pejelasan awal perkembangan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler