Sejarah Puasa Tasu'a Asyura 9-10 Muharram oleh Gus Baha: Agar Berbeda dengan Cara Puasa Orang Terdahulu

19 Agustus 2021, 09:30 WIB
Sejarah Puasa 9-10 Muharram oleh Gus Baha: Agar Berbeda dengan Cara Puasa Orang Terdahulu /Tangkap layar Youtube.com/Najwa Shihab

SEMARANGKU - Bahauddin Nur Salim atau yang biasa disapa Gus Baha menceritakan tentang sejarah puasa 9-10 Muharram atau puasa Tasu’a dan Asyura.

Gus Baha menceritakan bagaimana puasa umat Islam di bulan Muharram berbeda dengan puasanya orang Yahudi.

Sejarah inilah yang kemudian dibawa umat Islam sampai saat ini dan diceritakan ulang oleh Gus Baha.

Baca Juga: Niat Puasa Asyura 2021 atau Puasa Suro 10 Muharram untuk Menghapus Dosa Setahun Silam

Pada masa itu, Nabi Muhammad SAW sedang berjalan-jalan di sekitar pemukiman.

Lalu Nabi Muhammad bertemu dengan beberapa orang Yahudi yang sedang berkumpul.

Mereka bercerita bahwa mereka sedang berpuasa untuk memperingati hari penting.

Yaitu hari dimana Musa diselamatkan oleh Allah. Hari dimana Musa bisa mengalahkan Fir’aun.

Baca Juga: Niat Puasa Suro 10 Muharram 1443 H Bahasa Arab dan Terjemahan Indonesia

Kemudian Nabi Muhammad kembali ke kediamannya dan bertemu dengan para sahabat.

Nabi Muhammad bercerita tentang orang Yahudi. Dan mengatakan bahwa umat Islam lah yang seharusnya berhak memiliki Nabi Musa.

Kemudian untuk memupuk rasa cinta umat Muslim kepada Nabi Musa, dibuatlah puasa Tasu’a dan Asyura, yaitu tanggal 9-10 Muharram.

Diperintahkan untuk puasa dua hari agar berbeda dengan kebiasaan orang Yahudi.

Dalam kitab Fatkhul Mu’in, disebutkan bahwa jika tidak bisa berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, maka boleh untuk berpuasa di 10-11 Muharram.

Imam Syafi’i juga mengatakan bahwa berpuasa 1 hari di tanggal 10 saja pun tidak apa-apa.

Karena tujuannya adalah untuk menghormati dan mencintai Nabi Musa. Tetapi dengan cara yang berbeda dengan orang Yahudi.***

Editor: Risco Ferdian

Tags

Terkini

Terpopuler