Obat Covid-19 Buatan Fujifilm, Avigan Hadapi Prospek Sulit Setelah Diragukan Khasiatnya

- 29 Juli 2020, 21:30 WIB
FUJIFILM di Jepang mulai melakukan uji coba Avigan.*
FUJIFILM di Jepang mulai melakukan uji coba Avigan.* /KAZUHIRO NOGI/AFP

Dilansir dari Reuters, Fujifilm belum menyerahkan obat untuk persetujuan kepada pihak berwenang Jepang sebagai obat untuk Covid-19, dan mengatakan akan menyerahkan obat itu sesegera mungkin.

Pejabat kementerian kesehatan Yasuyuki Sahara mengatakan pemerintah siap meninjau Avigan begitu Fujifilm mengajukannya untuk meminta persetujuan.

Baca Juga: Lagu Blackpink Playing with The Fire Jadi Soundtrack PUBG Mobile Season 14

Mantan kepala regulator obat utama Jepang itu, memperingatkan jangan terburu-buru memberi persetujuan pada Avigan sebelum kemanjurannya dapat dibuktikan.

"Ketika datang ke badan pengawas, kepercayaan sangat penting," kata Tatsuya Kondo yang bertugas di Badan Farmasi dan Alat Kesehatan selama 11 tahun hingga 2019.

"Jika mereka membuat penilaian yang tidak lengkap, itu bisa menimbulkan keraguan tentang keseluruhan proses." Namun, ketika pandemi virus corona merebak di seluruh dunia, beberapa masih berharap hasil positif dari uji coba Avigan.

Baca Juga: Tersangka Kasus Korupsi Proyek di Kementrian PUPR, Hong Artha Resmi di Tahan KPK

Tetsuya Nakamura, kepala peneliti di Universitas Gunma, yang menjalankan salah satu dari dua uji coba yang tersisa pada Avigan di Jepang, mengatakan kepada Reuters bahwa penelitian dilakukan secara tenang tanpa tekanan pada hasil karena studi mereka tidak bergantung pada dana publik.

Fujifilm Toyama Chemical, unit manufaktur Fujifilm Avigan yang percobaannya sendiri masih terdaftar menggunakan pasien rekrutmen, sedang berupaya menyelesaikan uji klinis fase III sesegera mungkin, kata juru bicara Fujifilm Shunsuke Saito.

Perusahaan itu terus dengan rencana untuk meningkatkan produksi Avigan menjadi 300.000 dosis sebulan sesuai dengan permintaan dari pemerintah, katanya.
Universitas Stanford akan segera memulai uji coba fase II pada 120 pasien dengan gejala ringan dan dapat memulai fase III sekitar bulan September, kata profesor Stanford Yvonne Maldonado.

Halaman:

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x