Israel Bakar Bendera Turki Karena Tak Terima Hagia Sophia Diubah Menjadi Masjid

- 16 Juli 2020, 07:00 WIB
ilustrasi bendera Turki.
ilustrasi bendera Turki. /pexels/aydınkiraz
 
SEMARANGKU - Perubahan Hagia Sophia dari museum menjadi masjid tentu menuai pro dan kontra.
 
Seperti telah diketahui, pada Jumat 10 Juli 2020 Hagia Sophia kembali difungsikan menjadi masjid.
 
Hagia Sophia memang diketahui pernah bergonta-ganti fungsi seperti pernah difungsikan menjadi gereja, masjid, museum, lalu kembali menjadi masjid.
 
 
Banyak warga Turki yang berbahagia mendengar kabar ini, khususnya umat muslim. Apalagi setelah mendengar adzan di Hagia Sophia untuk pertama kalinya setelah sekian lama.
 
Namun, tentu saja banyak yang tidak setuju dengan keputusan ini, seperti warga Israel.
 
Dikutip dari Galamedia.com, Warga Israel membakar bendera Turki sebagai protes pengembalian fungsi Hagia Sophia sebagai masjid. Padahal Pemerintah Israel di Safed pernah mengubah Masjid Al Ahmar menjadi bar dan ruang acara pernikahan.
 
 
Berdasarkan laporan Al-Quds Al-Arabi, sebagai salah satu masjid paling bersejarah di kota Arab, yang dikuasai geng-geng Yahudi pada 1948, gedung masjid itu pertama kali diubah menjadi sekolah Yahudi, kemudian pusat kampanye pemilu Partai Likud, lantas gudang pakaian dan kemudian diubah menjadi klub malam.
 
 
Surat kabar yang berbasis di London itu melaporkan masjid itu diubah menjadi bar dan ruang acara pernikahan oleh perusahaan yang terkait pemerintah kota di Israel. Namanya pun diubah dari Masjid Al Ahmar menjadi Khan Al Ahmar.
 
 
Sekretaris Safed and Tiberias Islamic Endowment Khair Tabari menjelaskan, dia telah menunggu pengadilan Nazareth mengambil keputusan terkait gugatan yang dia ajukan untuk meminta dikembalikannya masjid itu dan diserahkan pada lembaganya.
 
"Saya telah menyerahkan dokumen untuk membuktikan kepemilikan umat Islam atas masjid itu," kata dia yang meminta berbagai lembaga politik untuk meningkatkan kerja sama dengannya untuk menyelamatkan masjid itu dari penyalahgunaan.
 
Safed merupakan wilayah yang pernah dihuni oleh 12.000 warga Palestina yang kemudian diusir dari rumah mereka pada 1948.
 
 
"Masjid itu sekarang dibuka untuk semuanya kecuali salat oleh Muslim," bebernya.***(Dicky Aditya/ Galamedia)
 

Editor: Heru Fajar

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x