Main Game 22 Jam Sehari Seorang Bocah Stroke Hingga Lumpuh

- 13 Juli 2020, 07:00 WIB
Anak berumur 15 tahun terkena stroke otak karena kecanduan bermain game
Anak berumur 15 tahun terkena stroke otak karena kecanduan bermain game /Daily Mail
 
SEMARANGKU - Selama beberapa bulan ini, semua kegiatan yang biasa dilakukan oleh orang-orang di luar rumah terpaksa harus dilakukan di rumah.
 
Hal ini dikarenakan adanya virus Corona yang telah menelan banyak jiwa yang ada di seluruh dunia.
 
Orang-orang pun bekerja dari rumah dan anak-anak sekolah juga belajar di rumah.
 
 
Adanya kebijakan ini, Anak-anak diharuskan memiliki sambungan internet yang bagus dan juga harus mendownload beberapa aplikasi pembelajaran.
 
Namun, kegiatan belajar online dari rumah ini disalah gunakan oleh seorang anak dari China.
 
Xiaobin (15) membuat keluarganya terkejut karena tidak dapat menggerakan tangan sebelah kirinya.
 
 
Dilansir dari Galamedianews.com, ia telah menghabiskan waktu selama 22 jam sehari bermain video game nonstop. Hal ini telah dilakukannya selama 1 bulan.
 
Akibatnya Xiaobin pun dilarikan ke salah satu rumah sakit di kota Nanning  setelah pingsan di rumah.
 
Pada hari Jumat (10 Juli 2020) apa yang dialami Xiaobin pertama kali diungkap Nanning Television. Xiaobin diketahui menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiangbin Guangxi sejak insiden yang membuat sang ibu syok tersebut.
 
 
Seperti siswa kelas 9 lainnya, Xiaobin banyak beraktivitas di rumah selama lockdown sejak Februari lalu. Seluruh sekolah di China tutup dan memberlakukan pembelajaran daring.
 
Kepada media lokal ibu Xiaobin mengatakan putranya menghabiskan sebagian besar waktunya di kamar. Dikira belajar dan tak macam-macam, ia tak mengira Xiaobin kecanduan akut video game.
 
Artikel ini telah tayanh di Galamedianews.com dengan judul: Mengaku Belajar Online, Sehari 22 Jam Main Video Game Murid SMP Stroke Otak Hingga Lumpuh
 
 
Ia mengaku percaya saja saat Xiaobin mengatakan dirinya selalu berada di balik layar komputer untuk mengerkalan kelas online. “Dia menutup semua jendela dan mengunci pintu kamarnya jadi kami tak tahu apa yang sebenarnya dikerjakan.”
 
Namun akhirnya sang ibu tahu Xiaobin nyaris tak pernah tidur dalam dua bulan terakhir. Ia menghabiskan 22 jam sehari untuk bermain video game nonstop. “Dari chat dengan temannya aku tahu anakku tak pernah tidur, hanya dua jam saja sehari,” ujarnya.
 
Xiaobin dilarikan ke rumah sakit pada bulan Maret setelah  tiba-tiba pingsan. Dokter mendiagnosis siswa SMP itu mengalami stroke otak setelah menjalani CT scan. Dia juga kehilangan sensasi di lengan dan tangan kirinya.
 
 
Dokter Li, spesialis otak rumah sakit mengatakan kondisi Xiaobin dipicu  gaya hidup tidak sehat akibat begadang demi bermain game. “Alasan utamanya  pola tidur dan pola makan yang tidak teratur karena tidak bersekolah. Orangtua juga terlalu menoleransi perilakunya.”
 
“Kurang gizi dan istirahat  menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otak hingga memicu stroke otak," kata Li. Xiaobin menjalani  perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning.
 
Sedangkan Dokter Jin, kepala terapis rumah sakit mengatakan sulit untuk menentukan apakah Xiaobin dapat sepenuhnya pulih.
 
 
Kecanduan video game telah menjadi masalah di kalangan anak muda di Cina. Mereka  mengabaikan studi, kehidupan sosial hingga keluarga untuk game online.
 
Banyak orangtua yang kemudian memanfaatkan rehabilitasi detoks digital  sebagai upaya terakhir untuk membatasi fiksasi anak-anak mereka di dunia digital. Kecanduan internet kini sudah dianggap sebagai gangguan klinis di China.*** (Mia Fahrani/ Galamedia)
 

Editor: Heru Fajar

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x