SEMARANGKU - Dalam sebuah pidatonya di Institut Hudson, Washington, Selasa (07/07) kemarin, Direktur Biro Penyelidikan Federal Amerika Serikat (FBI) Christopher Wray mengatakan operasi spionase oleh Tiongkok merupakan "ancaman terbesar" bagi Amerika Serikat (AS) dalam jangka panjang.
Dilansir dari BBC, Wray juga mengatakan pemerintah Tiongkok mendalangi operasi untuk mencuri rahasia dagang, dan mengancam tatanan hidup AS.
Dia menambahkan, FBI membongkar satu kasus kontra-intelijen baru yang melibatkan Tiongkok setiap sepuluh jam.
Baca Juga: Pemerintah Tiongkok Sebut Manuver Amerika di Laut China Selatan Bisa Rusak Stabilitas
Dalam pidatonya selama hampir satu jam itu, Wray memberikan gambaran yang cukup jelas tentang campur tangan Tiongkok, kampanye spionase ekonomi yang luas, pencurian data dan moneter serta kegiatan politik ilegal, menggunakan suap dan pemerasan untuk mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat.
Direktur FBI itu juga mengungkapkan bahwa Presiden Xi Jinping telah menggalang sebuah gerakan yang dinamakan "perburuan rubah", yang menargetkan warga negara Tiongkok yang tinggal di luar negeri, yang dipandang sebagai ancaman bagi pemerintahnya.
"Pemerintah China ingin memaksa mereka kembali ke China, dan taktik China untuk melakukan itu mengejutkan," kata Wray.
Baca Juga: Lewat Amandemen Vladimir Putin Tetap Akan Berkuasa Hingga 2036
"Ketika mereka tidak bisa menemukan satu target perburuan rubah, pemerintah China mengirim utusan untuk mengunjungi keluarga target di sini di Amerika Serikat. Pesan yang mereka sampaikan? Target itu memiliki dua pilihan, kembali ke China segera, atau bunuh diri," lanjutnya.