“Kami akan membentuk kembali pemahaman dunia barat tentang intimidasi AS di Laut Natuna Utara,” tambahnya.
Pada hari Kamis Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping melakukan pembicaraan via telepon pertama mereka setelah tujuh bulan tanpa kontak.
Kedua pemimpin menegaskan kembali tanggung jawab bersama mereka untuk memastikan bahwa persaingan tidak berubah menjadi konflik.
Joe Biden selama ini telah dibuat frustasi dengan invasi China di Laut Natuna Utara dan Selat Taiwan.
Bersamaan dengan itu, Wakil Presiden AS Kamala Harris bersumpah akan mempertahankan kehadiran AS yang kuat di Laut Natuna Utara
Di sisi lain, dukungan ekonomi dan militer AS yang meningkat terhadap Taiwan telah membuat marah China.
China juga secara terus menerus menuduh AS ikut campur dalam urusan dalam negerinya.
Menanggapi kehebohan kapal perusak pekan ini, Angkatan Laut AS bersikeras bahwa tidak akan ada yang menghalangi untuk mengirim kapalnya melalui Laut Natuna Utara.
USS Benfold, kapal perusak berpeluru kendali milik Angkatan Laut AS berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Mischief Reef, lokasi pulau buatan China.
Mischief Reef telah diklaim China dan diubah menjadi stasioner kapal induk dengan landasan pacu, radar, dan fasilitas untuk menampung rudal.