SADIS, Taliban Lakukan Penyiksaan pada Wartawan di Afghanistan Akibat Meliput Aksi Protes

- 10 September 2021, 19:30 WIB
Dua Wartawan Afghanistan Dipukuli dalam Tahanan Taliban Usai Meliput Demonstrasi
Dua Wartawan Afghanistan Dipukuli dalam Tahanan Taliban Usai Meliput Demonstrasi /Etilaatroz/via REUTERS
 
SEMARANGKU - Pasukan Taliban menahan dan menyiksa wartawan di Afghanistan saat meliput aksi protes.
 
Kedua wartawan itu ditahan pasukan Taliban di Afghanistan saat melakukan liputan aksi protes 7 september kemarin.
 
Hal ini menimbulkan pertanyaan atas  janji kebebasan pada kelompok media dari pasukan Taliban yang kini kuasai Afghanistan.
 
 
kedua wartawan tersebut bernama Taqi Daryabi dan Nematullah Naqdi dari surat kabar Etilaatroz. Mereka ditangkap saat berada di kabul dan meliput protes perempuan pada rabu pagi.
 
Setelah mengetahui penangkapan mereka oleh pihak keamanan Taliban. Dua rekan lainnya Aber Shaygan dan Lutfali Sultani, bergegas menghampiri kantor polisi untuk menanyakan rekan mereka.
 
Begitu sampainya di kantor polisi mereka didorong oleh dan Ditampar hingga menyuruhnya pergi. Para anggota Taliban itu juga sempat merampas barang wartawan termasuk telephone genggam. Begitu mereka menyebutkan diri mereka wartawan, kdeuanya langsing diperlakukan dengan hina.
 
 
Wartawan yang ditangkap ketika meliput mereka di tempatkan di tahanan yang terpisah dengan rekannya. Di dalam sel juga meteka bertemu wartawan lainnya, ada yang dari Reuters dan dari Anodolu agency dadi Turki
 
Ketika di dalam tahanan mereka bisa mendengar jeritan dan tangisan melalui dinding. Bahkan rekan satu selnya bisa mendengar tangisan wanita yang menusuk karena kesakitan.
 
Mereka berdua juga menerangkan bahwa keduanya mendapat cambukan dan pemukulan menggunakan kabel. Keduanya mendapatkan pukulan keras dan bekas luka merah tua mulai dari kaki, punggung, lengan, hingga wajah.
 
“Mereka dipukuli begitu parah, mereka tidak bisa berjalan. Mereka dipukul dengan senjata, ditendang, dicambuk dengan kabel, ditampar,” ucap rekan wartawan yang mencari mereka ke kantor polisi.
 
Dia menerangkan bahwa kekerasan itu terjadi sangat brutal, hingga kedua rekannya yang di tahan tidak sadarkan diri akibat rasa sakit.
 
Teman dari wartawan itu juga menambahkan ternyata bukan hanya jurnalis yang mengalami nasib ini. Shaygan mengatakan seorang pengunjuk rasa laki-laki dikawal ke dalam sel mereka oleh penjaga Taliban, terlihat jelas seolah-olah dia juga telah dilecehkan.
 
Mereka diberi peringatan oleh anggota Taliban. Jika mereka melakukan peliputan seperti sebelumnya, mereka akan keluar dari tahanan lebih sulit.
 
“Saya tidak tertarik lagi bekerja sebagai jurnalis di negara saya. Profesi saya sudah mati di sana,” kata salah satu wartawan setelah insiden penangkapan.
 
“Saya sudah dua kali hidup di bawah Taliban. Saya tahu apa yang akan terjadi selanjutnya bagi warga Afghanistan yang tinggal di bawah mereka. Saya akan mencari cara lain untuk menghidupi keluarga saya,” katanya.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x