Aksi Militer Israel di Jalur Gaza Dapat Sorotan Komunitas Yahudi di AS

- 17 Juli 2021, 19:15 WIB
Ilustrasi gambar, Aksi Militer Israel di Jalur Gaza Dapat Sorotan Komunitas Yahudi di AS
Ilustrasi gambar, Aksi Militer Israel di Jalur Gaza Dapat Sorotan Komunitas Yahudi di AS /Reuters/Baz Ratner


SEMARANGKU - Aksi militer Israel di jalur Gaza yang gencar menimbulkan korban warga sipil. Hal itu memicu reaksi beragam di dunia internasional.
 
Jalur Gaza sering terjadi benturan antara militer Israel dengan kelompok Hamas.
 
Konflik Jalur Gaza itu menarik perhatian Liga Anti-Pencemaran Nama Baik di AS.
 

Sharon Nazarian menyampaikan hal mengapa demonstrasi di Washington ini melawan antisemitisme gagal memberi dampak besar.

Anti-Defamation League, di mana Sharon Nazarian wakil presiden senior urusan internasional, mensponsori No Fear: A Rally in Solidarity with the Jewish People, bersama beberapa organisasi Yahudi-AS lainnya. 
 
Namun hanya diikuti 2.000 orang pada hari Minggu. Sebagai perbandingan, tahun 2002 ketika puncak konflik intifada kedua diikuti lebih dari 100.000 orang.

Sharon Nazarian mengatakan "fokus organisasi utama tradisional ini, dan Israel mengerahkan militer dan membuat orang menjauh."
 

“Persoalan Israel harus lebih realistis, membawa perhatian pada kekuatan negara, dan kelemahannya,” kata Sharon Nazarian dikutipn dari laman Times Of Israel.
 
ia menambahkan rapat umum diadakan dalam waktu singkat di musim panas, karena pandemi Covid-19 masih melanda dunia.

Dua hari kemudian, hasil jajak pendapat komunitas Yahudi-AS diterbitkan dengan beberapa temuan mengejutkan, 25% setuju "Israel ialah negara apartheid,” 34% setuju “perlakuan Israel terhadap Palestina mirip dengan rasisme di AS” dan 22 % setuju “Israel melakukan genosida terhadap Palestina.” 
 
Jumlahnya hanya meningkat di antara audiens Yahudi-AS, lebih dari sepertiga dari mereka berusia di bawah 40 tahun memberi Israel sebutan "negara apartheid".

Angka tersebut mengejutkan mengingat dukungan kuat Yahudi-AS terhadap Israel.
 
Selama pemerintahan sayap kanan yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
 
Mendorong kebijakan yang berbenturan dengan mayoritas keyakinan masing-masing.
 
Tetapi kritik AS terhadap berbagai konflik militer Israel dan Palestina di Jalur Gaza dalam dekade terakhir semakin keras.
 
Tahun ini menyaksikan kemarahan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang ditekankan oleh beberapa selebriti berpengaruh. 
 
Banyak yang setuju dengan para influencer dan pihak lain yang menyebut tanggapan militer Israel terhadap roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza sebagai “genosida”.

"Organisasi sentris selama bertahun-tahun, kami telah mendengar label sensasional ini, alasan kami tidak terlibat dengannya karena itu tabu, dan kami yakin itu akan tetap terjadi konflik," kata Sharon Nazarian. 
 
"Apa yang terjadi sekarang akibat konflik Mei tahun ini menjadi efek nyata dari organisasi ini." tandasnya.

Faktor lain selama setahun terakhir, sejak kasus pembunuhan George Floyd, kesadaran yang berkembang akan perbedaan rasial di antara orang AS.
 
Banyak kritikus Israel semakin membingkai konflik Israel sebagai salah satu ketidakadilan rasial.

"Kita harus memahami blok bangunan, pembingkaian,” ujar Sharon Nazarian. 
 
"Penggabungan dari apa yang kita lihat dalam jenis aktivisme anti-rasisme pasca-George Floyd yang menarik perhatian komunitas Yahudi di Amerika  berpartisipasi." tambah Sharon Nazarian.
 
Alasan bahwa komunitas Yahudi perlu berbuat lebih banyak untuk mendidik orang Yahudi yang lebih muda mengenai Israel. 
 
Guna melawan karakterisasi yang mereka katakan berasal dari musuh-musuhnya.

"Sumber utama pemutusan antara segmen Yahudi-AS dan realitas Israel adalah pendidikan yang kurang," kata David Harris, CEO Komite Yahudi-AS, mengatakan dalam sebuah email.

Harris menunjukkan hasil jajak pendapat AJC bulan lalu tercantum hanya 37% responden yang menggambarkan pendidikan mereka di Israel tumbuh "kuat".
 
"Bahwa kaum muda masa kini semakin kritis dalam membaca berita terutama dari media sosial di mana ketidakbenaran merajalela." tutur Harris.***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x