Pada aksi unjuk rasa Jumat ini, junta Myanmar tak hanya menembak mati delapan demonstran, tapi mereka juga menangkap dua wartawan yang merupakan reporter BBC.
Junta Myanmar menggunakan kekerasan yang semakin meningkat untuk menekan gelombang unjuk rasa oleh para pendukung Aung San Suu Kyi.
Mereka menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran di pusat Kota Aungban dan kemudian melepaskan tembakan untuk membersihkan barikade demonstran.
Baca Juga: Tinjau Vaksinasi di Bogor, Presiden Jokowi Berharap Laju Penularan Covid-19 Dapat Ditekan
Baca Juga: 180 Demonstran Tewas, Militer Myanmar Belum Tunjukkan Berhenti
Baca Juga: Tembak Saya Sebagai Gantinya, Biarawati Melindungi Anak-Anak di Myanmar
Seorang petugas layanan penguburan mengatakan, ada delapan orang yang tewas, tujuh di tempat dan satu terluka dan meninggal setelah dibawa ke rumah sakit di Kota Kalaw.
Kerusuhan yang sama terjadi di kota utama Yangon, polisi memakai kekerasan untuk membersihkan barikade demonstran.
Kerusuhan meluas hingga ke kota kedua Mandalay, pusat kota Myingyang, dan Katha serta Myawaddy di timur.
Menurut laporan terbaru kelompok Adovaksi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik, kerusuhan selama berminggu-minggu itu telah merenggut nyawa setidaknya 232 orang.