SEMARANGKU – Sempat bertemu dengan Jenderal Senior Min Aung Hlaing bulan lalu, China menolak disebut telah mendukung kudeta di Myanmar.
Kudeta di Myanmar terjadi pada Senin dini hari, 1 Februari 2021 di mana pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah partai NLD ditangkap.
Sejak berita tersebut tersebar, China diketahui memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu karena menganggap baik pada partai NLD maupun ke militer mereka sama-sama dekat.
Baca Juga: Disebut Tidak Efektif, PPKM Kini Mulai dari Tingkat Desa, Kampung, RT dan RW, Sesuai Arahan Presiden
Bertemu Jenderal Min Aung Hlaing Bulan Lalu, China Menolak Disebut Dukung Kudeta di Myanmar
Di sisi lain, Presiden Joe Biden mengatakan akan mengawasi respon negara-negara tetangga Myanmar-termasuk China- terkait kudeta tersebut.
Kementerian luar negeri China pada Rabu menolak disebut mendukung atau memberikan persetujuan diam-diam terhadap kudeta militer Senin di negara tetangga Myanmar.
“Teori yang relevan tidak benar. Sebagai negara tetangga Myanmar yang bersahabat, kami berharap semua pihak di Myanmar dapat menyelesaikan perbedaan mereka dengan tepat, dan menegakkan stabilitas politik dan sosial, "kata juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin dalam menanggapi pertanyaan pada briefing harian, dikutip dari Reuters.