Pendukung Donald Trump Duduki Capitol Hill Minta Batalkan Joe Biden jadi Presiden Amerika

- 7 Januari 2021, 10:37 WIB
Massa saat unjuk rasa yang berlangsung ricuh di Gedung Capitol, pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu AS
Massa saat unjuk rasa yang berlangsung ricuh di Gedung Capitol, pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu AS /Twitter.com/@Spartanicusz/

Baca Juga: Diluncurkan Sekaligus! Inilah 3 Bantuan Sosial yang Cair Bersamaan di Bulan Januari 2021

Pasukan keamanan dari kepolisian sempat mengevakuasi para anggota parlemen dan berjuang selama lebih dari tiga jam setelah invasi untuk membersihkan Capitol Hill dari pendukung Donald Trump, yang menerobos lorong-lorong dan mengobrak-abrik kantor dalam kondisi yang penuh kekacauan.

Dilaporkan Reuters jika ada seorang wanita tewas setelah ditembak selama kekacauan itu, kata polisi Washington. FBI mengatakan telah melucuti dua perangkat peledak yang dicurigai.

Serangan di Capitol adalah puncak dari retorika yang memecah belah dan meningkat selama berbulan-bulan sekitar pemilihan 3 November, dengan Donald Trump berulang kali membuat klaim palsu bahwa pemungutan suara itu dicurangi dan mendesak para pendukungnya untuk membantunya membalikkan kekalahannya.

Baca Juga: Grammy Award 2021 di Amerika Serikat Ditunda Sampai Maret, Begini Penjelasan Recording Academy

Baca Juga: Yugyeom GOT7 Dikabarkan Pindah ke Agensi Jay Park, Fans Penasaran ‘Drama’ JYP dan Mantan Member 2PM

Demonstrasi yang menjadi kacau balau ini terjadi setelah Donald Trump yang sebelum pemilihan menolak untuk berkomitmen untuk transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah, berbicara kepada ribuan pendukung di dekat Gedung Putih dan mengatakan kepada mereka untuk berbaris di Capitol Hill untuk mengungkapkan kemarahan mereka pada proses pemungutan suara.

Dia mengatakan kepada pendukungnya untuk menekan pejabat terpilih mereka untuk menolak hasil dan mendesak mereka untuk melawan.

Polisi mengerahkan gas air mata di dalam Capitol Hill untuk membubarkan para perusuh. Kepala Polisi Metropolitan Washington Robert Contee mengatakan anggota kerumunan menggunakan bahan kimia yang mengiritasi untuk menyerang polisi dan beberapa lainnya terluka.

Baca Juga: Tegang! Akhir Jabatan Donald Trump, Arab Saudi Menggoda AS Berperang dengan Iran

Halaman:

Editor: Heru Fajar

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x