Network
Warganet di Twitter juga tidak ketinggalan mengomentari fenomena pertukaran etnik yang dilakukan Disney tersebut.
“Kalau bilang visual, pemain ariel ini juga cakep banget, ga mandang kulit/warna rambut, tapi kan visualisasi karakter animasinya udah jelas, kenapa harus diganti? Misal pemainnya Zendaya yang semua orang tahu di cantik pun, pasti juga ada kontra karena kurang sesuai visualisasi animasinya.” tulis akun @24dlk.
“Bayangkan aja film Moana, tetapi pemerannya Kristen Stewart. Emang se ga jelas itu Little Mermaid.” cuit akun @ss-han.
“Aku nggak pernah mau nonton live action-nya film Disney’s princess kayak gini, takut ekspektasiku malah hancur, daripada nantinya ngasih komentar yang nggak baik ke pemainnya.” tutur akun @potocakes.
Selain film Little Mermaid, karakter Tinkerbell di film Peter Pan & Wendy juga mendapat kritikan karena menukar ras dan dianggap menghancurkan imajinasi.
“Disney emang menghancurkan imajinasi. Masa Tinkerbell juga live action-nya mau pakai black people, bukan rasis tapi kan Tinkerbell sudah sangat amat jelas kalo dia itu white. Kenapa dia ga jadi temennya si Tinkerbell yang black itu yang pake baju oren kan cocok.” ucap akun @planetaneptunus.
Sementara, ada juga akun-akun yang pro atau bersikap netral terhadap keputusan Disney untuk mengubah ras karakter film-nya.
“Gua gak paham kek sebenci itu kah sama perbedaan cast live action sama animasi? padahal yang bikin cerita asalnya aja gak pernah bikin aturan ketat terkait penampilan fisik tiap tokohnya, tiap dikasih argumen, alasannya: ”cuma pengen kembali ke memori masa kecil.” dih.” cuit akun @bakriesoehidibje.
atau @yyagtdah yang mencuit: “Mandangnya emang cuma fisik aja ya manusia tuh.”
Terlepas dari pandangan warganet, dilansir dari New York Post, Presiden konten hiburan umum Disney, Karey Burke berjanji untuk setidaknya membuat setengah karakter, dalam produksi Disney adalah LGBTQIA dan ras minoritas pada akhir tahun.
