Mereka datang ke Semenanjung Korea untuk menyebarkan Protestan ke masyarakat Korea yang saat itu masih banyak memeluk paganisme.
Setahun kemudian di Seoul, Appenzeller bersama istrinya mendirikan Sekolah Paeje khusus untuk pria.
Baca Juga: Ini Dia Daftar Harga Oppo Bulan Juli 2020, Mulai dari 1,7 Jutaan
Selain mengajarkan agama, Appenzeller juga mengadakan silang budaya lewat musik.
Lagu-lagu yang banyak dikenal di Amerika, Inggris, dan Irlandia dimodifikasinya dengan lirik berbahasa Korea yang lalu dikenal sebagai Changga.
Sedangkan K-Pop modern yang kita kenal sekarang ini dipelopori oleh Seotaiji & Boys di era 1990an.
Baca Juga: Rakyat Amerika Pernah Menyesal Telah Keliru Memilih Seorang Presiden
Musiknya campuran hip hop, rock, jazz, dan electro. K-pop model “hibrid” inilah yang dipakai dalam diplomasi antara Korea Selatan dan Korea Utara. ***