Terlengkap, Sinopsis Drakor Jirisan Episode 1 2021, Cara Ajaib Ranger Temukan Pendaki Hilang di Gunung

- 26 November 2021, 19:29 WIB
Terlengkap, Sinopsis Drakor Jirisan Episode 1 2021, Cara Ajaib Ranger Temukan Pendaki Hilang di Gunung
Terlengkap, Sinopsis Drakor Jirisan Episode 1 2021, Cara Ajaib Ranger Temukan Pendaki Hilang di Gunung /Instagram @jirisan_tvn



SEMARANGKU - Drama korea atau drakor Jirisan adalah serial televisi Korea Selatan tahun 2021 yang ditayangkan di tvN.

Cerita drakor Jirisan ini tentang penjaga hutan Gunung Jiri dengan berbagai kisah penyelamatan para pendaki yang hilang di Gunung Jiri.

Peran utama drakor Jirisan yang wanita Seo Yi-kang dimainkan oleh aktris Jun Ji-hyun dan aktor Ju Ji-hoo yang berperan sebagai Kang Hyun-jo.

Baca Juga: Bocoran Jadwal Rilis Serial Netflix Original Korea Selatan Terbaru, Siap-Siap Kebanjiran Drakor!

Baca Juga: Link Streaming Drama Korea School 2021 Episode 2 Sub Indo, Tayang Hari Ini

Drama atau drakor Jirisan dimulai di sebuah tempat Museum Pendidikan Ekologi Baekdudaegan yang menampilkan gambar puncak legendaris Gunung Jiri.

Puncak tersebut dianggap sebagai batas antara kehidupan dan kematian. Banyak cerita indah dan kelam yang terjadi di sana.

Kemudian cerita drakor Jirisan pun dimulai dengan latar belakang tahun 2018.

Terlihat seorang pemuda turun dari sebuah taksi, dia adalah Kang Hyun-jo, seorang ranger pemula.

Beberapa saat setelah ia sampai di Stasiun Ranger Haedong Taman Nasional Jirisan, tiba-tiba ada helikopter yang berputar di atasnya.

Kemudian, diikuti beberapa petugas yang keluar lengkap dengan peralatan survival.

Hari pertama sebagai jagawana, Hyun-jo diminta oleh Kepala Tim Pencarian, Jo Dae-jin, untuk ikut mencari pendaki yang hilang.

Pendaki yang hilang itu bernama Yeom Seung-hun, usia 14 tahun yang merupakan siswa SMP.

Seung-hun telah hilang selama 23 jam. Waktu yang tersisa untuk penyelamatan hanya 30 jam terhitung sejak ia masuk di Taman Nasional Jirisan pada pukul 11.45 Siang.

Pencarian pertama pun dimulai dengan 2 tim pencari yang mencari sejauh 3 km dari tempat terakhir Seung-hun terlihat, namun pencarian itu tidak mendapatkan hasil.

Setelah itu dilanjutkan pencarian kedua. Area pencarian diperluas menjadi 10 km dari tempat terakhir anak itu terlihat.

Tiba-tiba di tengah pencarian, seorang jagawana bernama Min Seok terjatuh saat sedang mendaki tebing.

Ia tertimpa bongkahan batu-batu besar yang membuat tali pengamannya menggantung di tengah-tengah tebing.

Dengan sigap seorang wanita menolongnya. Dia adalah Seo Yi-kang. Seorang ranger legendaris.

Hal itu membuat Hyun-jo kagum, lantas ia pun menawarkan minuman kepada Yi-kang setelah menyelamatkan salah satu anggota tim jagawana.

Selanjutnya, Yi-kang menawarkan agar Hyun-jo mau bergabung bersamanya menjadi tim. Satu tim terdiri dari 2 orang, agar lebih luas pencariannya.  

Relawan dan para ranger pun terus menyusuri Gunung Jiri, bahkan sampai menurunkan anjing pelacak.

Namun sayangnya, menurut perkiraan cuaca akan terjadi hujan badai yang akan menuju Gunung Jiri, jam 10 malam pada hari itu.

Di saat hujan badai itu mulai datang, semua anggota relawan dan jagawana memilih berteduh untuk berlindung.

Tetapi tidak dengan Yi-kang dan Hyun-jo yang terus melakukan pencarian.

Walaupun langit sudah terlihat sangat gelap dengan hujan yang lebat dan terdengar gemuruh petir di langit.

Mereka mulai turun ke lereng petir menuju area terlarang, tempat biasanya orang melakukan bunuh diri.

Hujan yang sangat deras membuat bebatuan lereng tersebut menjadi licin, hingga membuat Hyun-jo terjatuh dan terus menggelinding ke bawah.

Bahkan air hujan yang sangat deras pun mulai menyeret beberapa relawan yang tetap berusaha berpegangan pada batang pohon besar agar tak terbawa arus.

Di tempat lain, keluarga korban yang merupakan nenek dari Seung-hun datang ke Stasiun Jagawana Haedong Taman Nasional Jirisan.

Ia datang untuk mengetahui perkembangan selanjutnya tentang cucunya.

Kembali ke Hyun-jo, akibat terjatuh dari lereng, ia menemukan tas korban lengkap dengan buku catatan di dalamnya.

Namun tubuh korban tidak ditemukan di sekitar barang-barangnya.

Hyun-jo pun membuka tas itu dan terdapat foto keluarga berlatar belakang di salah satu tempat di Gunung Jiri.

Yi-kang langsung melaporkan penemuan mereka dan mencoba untuk menyusul ke lokasi bunga liar yang terdapat dalam foto.

Namun Kepala Tim Pencarian melarang mereka untuk ke lokasi tersebut, karena badai yang belum berhenti.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk turun sesuai arahan ketuanya.

Tapi tiba-tiba Hyun-jo mendapat penglihatan mengenai sebuah lokasi.

Dalam penglihatannya ada batuan yang tersusun kemudian di tengahnya ditancapkan seperti ranting pohon.

Batuan yang tersusun rapi itu terdapat di dalam goa yang besar.

Tak lama setelah mendapat penglihatan, tiba-tiba batang pohon yang cukup besar menimpa kepala Hyun-jo yang membuatnya jatuh pingsan.

Ketika dirinya sadar, mereka sudah berada dalam ruangan di Stasiun Jagawana Taman Nasional Jirisan.

Di sana Hyun-jo kembali membuka buku catatan milik Seung-hun. Ternyata buku itu berisi catatan hutang piutang dan rencana bunuh diri.

Namun, di catatan terakhir anak itu menulis kalimat "Tolong aku."

Di sisi lain Yi-Kang mencoba menenangkan nenek yang terus menangis kehilangan cucunya.

Nenek Seung-hun sempat menunjukkan pada Yi-kang pesan masuk dari cucunya yang dikirim pada jam 2 siang.

Melihat hal itu, Yi-kang merasa bahwa Seung-hun mungkin saja masih hidup.

Karena dia dinyatakan hilang sejak jam 11 pagi tetapi masih bisa mengirim pesan jam 2 siang.

Akhirnya Yi-kang pun bergegas menuju area terlarang di Gunung Jiri, yaitu Tebing Bidam.

Yi-kang pergi secara sembunyi di saat hari masih sangat gelap dan hujan badai belum selesai.

Saat baru sampai di lokasi, ia melihat ke belakang. Ternyata ada orang yang mengikutinya sedari tadi yaitu Hyun-jo.

Jadilah mereka melanjutkan pencarian Seung-hun berdua saja tanpa bantuan tim yang lain.

Sementara itu, di Stasiun Jagawana, tim yang lain sudah menyadari bahwa Yi-Kang dan Hyun-jo tidak ada tempat.

Lalu, mereka pun berniat menyusul keduanya. Tetapi dilarang oleh Kepala Tim Pencarian.

Saat mereka dilarang pergi, nenek Seung-hun pun menunjukkan foto cucunya yang berlatar belakang bunga liar di Tebing Bidam.

Dae-jin melihat waktu terkirimnya foto itu. Ia pun memikirkan hal yang sama, bahwa Seung-hun masih hidup.

Dae-jin pun segera menyuruh 4 tim lainnya untuk menyusul Yi-kang dan Hyun-jo.

Ia sempat berkomunikasi dengan Yi-kang dan mengatakan bahwa dia adalah satu-satunya harapan yang bisa menemukan Seung-hun.

Karena melihat waktu kritis yang sudah terlewat. Sehingga anak itu harus cepat ditemukan.

Setelah Yi-kang dan Hyun-jo mencari ke berbagai tempat di sekitar Tebing Bidam, bahkan sampai berpencar agar pencarian semakin luas, namun tetap tidak ada hasil.

Yi-kang pun mulai ragu dan tidak tahu harus mencari kemana lagi.

Saat dalam kebingungan, Hyun-jo mendapat penglihatan lagi seperti sebelumnya, yang menunjukkan batu tersusun rapi di dalam goa dan ada batu hitam di sekitarnya.

Hyun-jo meminta Yi-kang agar ia mau menuju tempat itu.
"Jadikan ini tempat pencarian terakhir kita," mohonnya.

Batu hitam yang dilihat Hyun-jo adalah Batu Sangsuri, menurut Yi-kang.

Mereka pun bergegas ke Batu Sangsuri. Di sekitarnya ada batu-batu besar seperti goa dan di dalamnya ada bebatuan yang tersusun rapi dengan ranting di tengahnya, persis seperti penglihatan Hyun-jo.

Seung-hun ditemukan tergeletak oleh Hyun-jo, bocah malang itu dalam keadaan pingsan dan hipotermia.
Segera Yi-kang melaporkan ke Dae-jin bahwa mereka telah menemukannya.

Tanpa menunggu tim bantuan datang, Hyun-jo segera menggendong Seung-hun yang dibalut kain penghangat agar dapat pertolongan secepatnya.

Mereka pun akhirnya bertemu dengan tim bantuan, yang segera membawa Seung-hun ke ambulans. Beruntung mereka tepat waktu sehingga dapat menyelamatkannya.

Setelah itu, Yi-kang dan Hyun-jo beristirahat sejenak karena mereka sangat lelah melakukan pencarian yang begitu panjang.

Beberapa hari berikutnya Hyun-jo dan Yi-kang kembali ke tempat di mana anak itu ditemukan.

Bersama seorang peneliti sumber daya budaya bernama Kim Sol. Peneliti itu mulai mengambil gambar susunan batu yang dilihat Hyun-jo.

Peneliti itu menjelaskan tentang susunan batu dengan ranting di tengahnya adalah cara partisan agar tetap berhubungan.

Saat mereka tertinggal atau tidak bisa dihubungi, mereka akan membuat kode seperti ini untuk berkomunikasi dan menandakan lokasi mereka.

Namun Yi-kang lebih tertarik pada cara Hyun-jo bisa mengetahui lokasi pendaki hilang itu.

Hyun-jo pun mengatakan bahwa dia melihat bayangan lokasi Seung-hun tanpa tahu darimana penglihatan itu berasal dan ini bukan pertama kali terjadi.

Sebuah hal aneh yang tidak masuk akal, menurut Yi-kang.

Lalu, scene pindah ke tahun 2020 di mana Dae-jin, Ketua Tim Jagawan bersama anggotanya sedang menutup sebuah kasus hilangnya seorang pendaki yang lain lagi.

Karena sudah 1 bulan pencarian dan tidak juga menemukan pendaki hilang itu, maka mereka menyudahinya.

Kemudian, terlihat Yi-kang di dalam taksi di depan Stasiun Jagawana. Ternyata selama 2 tahun berlalu Yi-kang berhenti sebagai ranger Gunung Jiri.

Namun, kini dia meminta untuk diaktifkan kembali tapi dalam kondisi dengan kursi roda.

Hari pertama dia aktif kembali sebagai ranger, Yi-kang membuka kembali kasus yang baru saja ditutup.

Ia pun mengatakan kepada Ketua Tim Pencari untuk mencari pendaki itu di dekat Air Terjun Gaeam

Lokasi yang jauh dari perkiraan relawan dan anggota tim sebelumnya.

Kemudian, diutuslah 2 orang ranger untuk ke lokasi air terjun itu.

Ketika mereka sampai di sana, benar saja. Terdapat mayat pendaki yang selama ini mereka cari ada di sana dan sudah menjadi tulang belulang, lengkap dengan jaket dan atribut di tubuhnya.

Hal itu membuat semua orang aneh, bagaimana Yi-kang yang baru saja kembali bisa mengetahui lokasi pendaki yang hilang.

Yi-kang hanya menjawab bahwa dia tahu lokasinya karena melihat tanda dari foto basarnas di media, ketika melakukan pencarian pendaki hilang.

Sebuah tanda yang hanya Hyun-jo dan Yi-kang yang tahu. Mereka menggunakan susuan batu itu untuk menandakan lokasi pendaki yang hilang saat tidak ada sinyal telepon.

Di setiap foto tersebut selalu ada susunan bebatuan yang seolah-olah menunjuk ke arah Air Terjun Gaeam.

Anggota lain berpikir bahwa yang mengirimi Yi-kang petunjuk adalah Hyun-jo.

Tetapi hal itu dibantah oleh Dae-jin, karena Hyun-jo sedang dirawat di Rumah Sakit.

Yi-kang pun menganggap bahwa seseorang sedang mengirimkan sinyal untuknya dari atas sana. Entah siapa.

Ia juga berpikir itu bukan dilakukan oleh Hyun-jo, karena tanda yang mereka buat sudah dimodifikasi dan berbeda dari tanda sebelumnya.

Oleh karenanya, Yi-kang memutuskan untuk kembali ke Stasiun Jagawana Taman Nasional Jirisan, untuk mencari tahu siapa yang mengirimkannya petunjuk.

Lalu siapakah pengirim kode itu? Simak di Semarangku.com lanjutan drakor Jirisan di episode selanjutnya. ***

Editor: Heru Fajar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x